Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Jakarta berkomitmen untuk mendorong transformasi digital di pasar trandisional yang ada di wilayah Jakarta. Untuk itu, bank daerah ini akan mendukung program Lomba Digitalisasi Pasar yang baru saja diluncurkan oleh Pemprov Jakarta pada 22 Juli 2025.
Lomba Digitalisasi Pasar merupakan hasil kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Perumda Pasar Jaya. Tujuannya juntuk mendorong pasar tradisional beralih ke sistem pembayaran digital demi menciptakan transaksi yang lebih cepat, aman, dan transparan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan bahwa digitalisasi pasar bukan cuma soal teknologi, tapi juga soal membangun ekosistem yang tertib, bersih, dan bebas dari pungli maupun premanisme.
Ia menyebut ada empat target utama dari program ini, yakni meningkatkan kesejahteraan pedagang, membuat transaksi lebih efisien, mengoptimalkan penerimaan pajak daerah, dan menertibkan lingkungan pasar. “ Program ini saya usulkan agar para pedagang terbiasa pakai QRIS, EDC, dan tidak agi tergantung uang tunai,” kata Pramono dalam keterangannya, Rabu (23/7).
Baca Juga: Kredit UMKM Belum Pulih, Segmen Mikro Justru Terlihat Turun
Ia menegaskan bahwa jika peredaran uang tunai berkurang, maka ruang untuk copet dan pungli juga ikut lenyap. Digitalisasi, menurutnya, adalah jalan strategis untuk memperkuat ekonomi rakyat dari bawah, bukan sekadar ajang gaya-gayaan modernisasi.
Sebagai bentuk keseriusan, Pemprov DKI menyerahkan penilaian lomba sepenuhnya ke BI dan OJK, tanpa campur tangan pemerintah. Langkah ini diambil untuk menjamin objektivitas dan transparansi dalam pelaksanaan program. Saat ini, sudah ada 20 pasar yang ikut serta, dan ke depan ditargetkan seluruh 133 pasar di Jakarta bisa bertransformasi digital.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menegaskan bahwa digitalisasi pasar adalah bagian dari pembangunan kota yang inklusif dan modern. Ia menyebut bahwa Bank Jakarta melihat momen ini sebagai peluang menciptakan ekosistem transaksi yang efisien, transparan, dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Baca Juga: BSI Optimistis Pembiyaan Investasi Tetap Melaju di Semester-II 2025
Dalam program ini, Bank Jakarta dipercaya mendampingi empat pasar besar di Jakarta, dengan total 4.012 tempat usaha. Mulai dari Pasar Mayestik, Koja Baru, Cengkareng, hingga Pondok Bambu, seluruhnya akan didorong untuk melek teknologi dan mulai bertransaksi digital. Bank Jakarta sendiri akan dinilai dalam tiga kategori, yakni literasi keuangan, perluasan akses finansial, dan efektivitas digitalisasi.
Tak hanya soal teknologi, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, menambahkan bahwa pasar modern juga harus bersih, tertata, dan nyaman. Ia menilai digitalisasi pasar sebagai strategi besar untuk memperkuat literasi keuangan masyarakat dan memperluas inklusi digital, terutama bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
Bank Jakarta sudah menyiapkan berbagai langkah konkret di lapangan. Mulai dari edukasi langsung kepada pedagang, aktivasi QRIS, pembukaan rekening digital, hingga integrasi layanan perbankan ke dalam sistem pasar. Semua dilakukan demi memastikan pedagang bisa ikut tumbuh dalam ekonomi digital.
Selanjutnya: Jasa Armada (IPCM) Siapkan Capex Rp 148,8 Miliar, Akan Menambah Dua Kapal Tunda
Menarik Dibaca: IHSG Berbalik Menguat 0,4%, Saham Grup Salim Masuk Jajaran Top Gainers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News