kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mandiri ajak pebisnis belajar digital marketing


Jumat, 20 November 2020 / 20:15 WIB
Bank Mandiri ajak pebisnis belajar digital marketing


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berupaya mendorong kebangkitan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan mengajak mereka beradaptasi di masa pandemi. Terutama dengan memanfaatkan platform digital sebagai outlet penjualan.

"Sebagai agent of development, kami punya peran dalam pengembangan UMKM. Apalagi UMKM juga merupakan sektor yang terimbas pandemi kini," kata Direktur Jaringan dan Retail Banking Aquarius Rudianto dalam webinar Digital Marketing: Strategi Mendapatkan Konsumen dan Meningkatkan Penjualan, Jumat (20/11).

Melalui kanal digital, Bank Mandiri berupaya mendorong pertumbuhan UMKM saat pandemi. Aquarius bilang, kini transaksi digital perseroan telah mencapai 1,7 miliar, sementara transaksi di e-commerce telah mencapai 146 juta sampai Oktober 2029. Kanal digital ini juga diharapkan bisa dimanfaatkan pelaku usaha, termasuk untuk mengajukan kredit secara daring

“Kalau mau pinjam Rp 100 juta, di Bank Mandiri dalam waktu maksimal 15 menit bisa sampai cair,” kata Aquarius saat menjelaskan tentang program Pinjaman Tanpa Ribet atau PINTAR.

Baca Juga: Perbankan kian getol mengais pendapatan non bunga

Apalagi kini bank berlogo pita emas ini juga memiliki Mandiri Dagang Untung (MDU) yang merupakan program pengumpulan poin dari transaksi dan penempatan dana yang dapat ditukarkan dengan hadiah langsung dengan mekanisme lelang, atau mekanisme lain yang ditetapkan bagi kluster pe-Dagang Bank Mandiri.

Dalam kesempatan serupa, Ndorokakung, seorang digital creator mengatakan, platform media sosial kimi juga dapat dimanfaatkan sebagai lapak dagang pelaku UMKM. Media sosial merupakan sumber informasi utama bagi masyarakat kini ehingga sangat bisa dimanfaatkan untuk berjualan. Meski demikian perlu strategi jitu untuk memanfaatkan media sosial buat memasarkan produk.

“Yang pertama adalah menetapkan tujuan, mau brand awareness, mau meningkatkan sales, atau mencari lead, atau apa. Kemudan KPI-nya apa, apakah mau meningkatkan trafict ke web, apakah lead atau sales, dan seterusnya,” jelas Ndorokakung.

Selanjutnya perlu menetapkan target pasar yaitu kalangan mana, usia, jenis kelamin, di perkotaan atau pedesaan. Ini akan menentunkan konten yang cocok untuk target marketnya. Kemudian, pelaku usaha juga perku cermat memilih platform.

"Apakah brand cocok menggunakan Tik-Tok misalnya, kita tahu Tiktok banyak digunakan anak muda, gen Z. Kedua konten mudah diakses, makin mudah diakses dan mudah disebarkan akan meningkatkan engagement,” lanjutnya.

Sementara Daniel Minardi, Head of Brand Management and Digital Product Sohpee Indonesia mengatakan, penting bagi para penjual menjelaskan secara detail produknya karena akan membangun kepercayaan konsumen.

“Ketika pembeli membaca, oh ini ternyata produknya seperti ini, dan ketika produk ini diterima, dan sesuai maka ini akan meningkatkan kepercayaan,” tambah Daniel. Ketika pembeli itu chat, maka sebenarnya secara intensi sudah cukup, mereka hampir membeli,” lanjutnya.

Secara marketing, kata Daniel, perlu juga memanfaatkan promosi di media sosial dan fitur-fitur promosi dalam e-commerce. Dainel memberi saran, para pemasar sejak awal menentukan chanel, misalnya toko online. Juga penting memperhatikan search engine optimization (SEO).

Selanjutnya: Bank Mandiri kucurkan kredit Rp 900 miliar kepada Indoritel Makmur (DNET)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×