Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perbankan Indonesia makin gencar mencari sumber dana dari pasar modal. Bank Mandiri misalnya, berencana menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK EBA) serta surat utang jangka menengah sebagai sumber dana.
Sekadar informasi, KIK-EBA merupakan efek berbasiskan aset tagihan atau piutang yang disekuritisasi. Rencananya, Bank Mandiri menerbitkan KIK EBA sebesar Rp 500 miliar - Rp 700 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Sedangkan dana yang diincar dari penerbitan Medium Term Notes (MTN) mencapai Rp 5 triliun – Rp 8 triliun pada semester kedua nanti.
Royke Tumilaar, Managing Director Tresury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri mengatakan, tahap awal perusahaan menerbitkan KIK EBA untuk mengetahui kondisi penyerapan dana dari pasar (market). Nah, jika penyerapan efek ini sesuai atau melebihi target, perusahaan optimistis melanjutkan penerbitkan MTN dan obligasi.
"Setelah KIK EBA kami akan menerbitkan MTN," kata Royke, Rabu (15/1). Adapun, beberapa faktor yang mempertimbangkan perusahaan penerbitan MTN dan obligasi pada tahun ini adalah suku bunga, atau imbal hasil yang harus diberikan, kondisi ekonomi pada pemilihan umum (pemilu) dan penerbitan surat utang pemerintah seperti obligasi ritel indonesia (ORI) dan global bond.
Royke menambahkan, jenis MTN atau obligasi yang akan diterbitkan berjangka waktu tiga tahun - lima tahun. Sedangkan surat utang bertenor lima tahun - tujuh tahun masih dipertimbangkan. Jenis surat utang yang diterbitkan berdenominasi rupiah. "Penerbitan surat utan ini untuk memperbaiki struktur pembiayaan dalam jangka panjang, karena kalau semua jangka pendek itu tidak bagus," tambah Royke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News