Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan yang solid hingga Agustus 2025.
Total pembiayaan bank mencapai Rp 9,21 triliun, meningkat 25,2% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,36 triliun.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, kinerja positif ini didorong oleh tren penurunan suku bunga acuan BI-Rate, yang membuka ruang ekspansi lebih luas bagi industri perbankan.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Tawarkan Produk Wakaf Investasi SWR 006, Imbal Hasil 5,70%
“Selain itu, peningkatan pembiayaan juga ditopang oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap layanan dan produk perbankan syariah,” ujar Hanie kepada Kontan.co.id, Selasa (7/10/2025).
Hanie menjelaskan, kondisi positif tersebut dioptimalkan melalui inovasi produk dan layanan digital agar semakin lengkap dan kompetitif, sehingga mampu bersaing dengan bank konvensional.
Salah satu inovasi terbaru adalah fitur Tarik Tunai Tanpa Kartu melalui aplikasi M-Syariah, yang memungkinkan nasabah melakukan penarikan uang di ATM tanpa kartu fisik.
Fitur ini memberikan kemudahan dan keamanan lebih dalam bertransaksi.
Baca Juga: Strategi Bank Mega Syariah Perbesar Pangsa Pasar di Indonesia
Dari sisi segmen, pembiayaan multifinance menjadi motor utama pertumbuhan dengan kenaikan hampir 39% YoY, disusul segmen konsumer yang naik 43,7%, terutama dari pembiayaan non-PTA.
Sementara itu, Syariah Card tumbuh signifikan lebih dari 140%, dan segmen komersial korporasi mencatat pertumbuhan stabil sekitar 14%.
Memasuki paruh kedua tahun 2025, Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan kinerja positif di tengah persaingan industri yang semakin ketat.
Dalam mendorong pembiayaan, bank tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dengan menjaga profil risiko yang sehat.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Targetkan Pembiayaan FLPP Tumbuh 50% pada Tahun 2025
Salah satu strategi utama adalah pengembangan model B2B2C (Business-to-Business-to-Consumer) melalui kolaborasi dengan berbagai institusi di sektor pendidikan, kesehatan, dan layanan publik.
“Pendekatan ini memungkinkan kami menjangkau ekosistem mitra korporasi internal, seperti pegawai, pelajar, dan tenaga kesehatan,” tutup Hanie.
Selanjutnya: Adopsi Kanal Digital Meningkat, BNI Catatkan Penurunan pada Transaksi ATM Sekitar 7%
Menarik Dibaca: Tunjukkan Boarding Pass, Pengguna KA Bisa Dapat Promo di Hotel Hingga Tempat Wisata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News