kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bank Syariah bakal genjot pembiayaan


Minggu, 05 Maret 2017 / 18:14 WIB
 Bank Syariah bakal genjot pembiayaan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

Senior Executive Vice President Bisnis dan Komersial BNI Syariah, Dhias Widhiyawati mengatakan tidak hanya di akhir tahun lalu, per Januari 2017 FDR juga mengalami penurunan menjadi 81%.

Anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini mengakui bahwa penurunan FDR ini diakibatkan penyaluran pembiayaan yang belum optimal.

Untuk itu, Dhias menyebut tahun ini perseroan akan menggenjot pembiayaan ke seluruh sektor khususnya infrastruktur, energi dan segmen kecil menengah terutama Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). "Tahun ini kita fokus menjaga kualitas pembiayaan," katanya kepada KONTAN, Minggu (5/3).

Secara terpisah, Kepala Divisi Dana dan Transaksi BNI Syariah, Rima Permatasari mengungkap pihaknya akan tetap fokus mendorong pembiayaan sektor konsumer khususnya di pembiayaan griya. "BNI Syariah, sektor pembiayaan yang paling terserap adalah pembiayaan konsumer,khususnya Griya" ujar Rima.

Adapun per akhir 2016 tercatat penyaluran pembiayaan BNI Syariah mencapai sebesar Rp 20,49 triliun atau tumbuh 15,96%.

Dari angka tersebut, segmen penopang pertumbuhan masih dipegang oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 10,91 triliun. Dari keseluruhan pembiayaan konsumer BNI Syariah, sekitar Rp 9 triliun merupakan produk Griya perseroan. Sementara, DPK BNI Syariah naik tinggi 25,41% per akhir 2016 menjadi Rp 24,23 triliun.

Sementara PT Bank Syariah Bukopin (BSB) juga mengamini bahwa penyaluran pembiayaan perseroan masih cenderung rendah ketimbang pendanaan perseroan. Direktur Bisnis BSB, Aris Wahyudi menyebut FDR perseroan per akhir Desember 2016 mencapai 88%.

Atas hal itu, pihaknya mematok target FDR pada akhir tahun 2017 dii sekitar 95%. "FDR kita Desember 2016 sekitar 88% artinya pembiayaan masih kurang tinggi dibanding pendanaan kita," katanya.

Sekadar informasi, sepanjang tahun lalu BSB telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 4,8 triliun atau tumbuh 11,43% yoy. Adapun sektor pendorong pembiayaan terbesar terbesar adalah sektor pendidikan dan kesehatan.

Aris menambahkan, selain kedua sektor tersebut, sektor yang potensial bagi BSB antara lain perdagangan, kontraktor dan supplier. Lewat kelima sektor tersebut, tahun ini pihaknya optimis pembiayaan dapat tumbuh mencapai 23%. "Ekspansi pembiayaan harus kita lakukan namun tetap dengan menurun. Margin juga sudah sedikit menurun," katanya

Sementara dari sisi penghimpunan DPK hingga akhir Desember 2016 tercatat mencapai Rp 5,44 triliun atau naik 14,43%. Anak usaha PT Bank Bukopin Tbk ini mematok DPK dapat tumbuh mencapai 24%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×