kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir pastikan tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut


Rabu, 03 Juni 2020 / 18:42 WIB
Bankir pastikan tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut
ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri dengan mengenakan pakaian adat kebaya sedang melayani nasabah di salah satu kantor cabang di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (21/4). Bankir pastikan tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut./pho KONTAN/Carolus Agus Waluy


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan bunga deposito perbankan terus berlanjut, hal ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-day reverse repo rate (7DRR) dalam beberapa periode terakhir.

Misalnya saja, BI sejak pertengahan lalu sudah menurunkan BI-7DRR sebanyak 150 bps menjadi 4,5%. Penurunan bunga deposito pun kian besar. Merujuk data analisis uang beredar BI suku bunga simpanan berjangka menurun di seluruh jenis tenor. 

Baca Juga: Meski berbunga 1,5%, bank tak bergegas tingkatkan GWM

Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan menurun dari masing-masing 5,76%, 6,09%, 6,42% dan 6,60% pada Maret 2020 menjadi 5,96%, 5,92%, 6,31% dan 6,52% pada April 2020. Hanya bunga deposito tenor 24 bulan saja yang tercatat stabil di 7,32%.

Pun, dibandingkan dengan April 2019 penurunan bunga deposito juga cukup besar. Semisal untuk tenor 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan yang sudah turun masing-masing 91 bps, 105 bps, dan 35 bps.

Meski begitu, beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/6) memang menyebut bahwa tren penurunan deposito terus berlanjut. Hanya saja, tidak dalam tempo kencang lantaran persaingan bunga deposito perbankan sempat meningkat akibat adanya potensi pengetatan likuiditas di tengah pandemi Covid-19.

"Tren bunga menurun tapi tidak terlalu tajam. Karena mempertimbangkan nasabah ada pilihan bunga deposito yang lebih tinggi di bank lain," ungkap Direktur Tresuri dan Internasional PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi. 

Baca Juga: Potensi restrukturisasi kredit terimbas pandemi BRI capai 20% dari total kredit

Tetapi, menurutnya ke depan bisa dipastikan bunga deposito bakal melandai. Sebab, kondisi likuiditas di pasar saat ini sudah terus bertumbuh sejalan dengan upaya pengendalian likuiditas oleh bank sentral.

Sebagai gambaran saja, merujuk data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) BI per 29 Mei 2020 bunga deposito Bank Mandiri tertinggi ada di tenor 3 dan 6 bulan yakni sebesar 6,5% dan 6,25%. Posisi ini relatif meningkat dari rata-rata bunga deposito per akhir Januari 2020 yang sebesar 6% dan 5,6% untuk tenor yang sama.

Sementara dibandingkan dengan posisi akhir April 2020, rata-rata bunga deposito Bank Mandiri tenor 3 dan 6 bulan naik sekitar 70-115 bps.

Senada, Wealth Management Head PT Bank OCBC NISP Tbk Juky Mariska juga memprediksi bunga deposito bakal menurun. Hal ini menurutnya sejalan dengan melonggarnya likuiditas bank dan adanya proyeksi penurunan suku bunga acuan BI. 

"OCBC NISP melakukan penyesuaian bunga deposito dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti likuiditas, kondisi industri dan kebijakan suku bunga acuan," terangnya.

Baca Juga: BI beri bunga 1,5% buat penempatan GWM oleh perbankan

Adapun, bunga deposito OCBC NISP dalam sebulan terakhir memang terbilang stabil. Per posisi 29 Mei 2020 rata-rata bunga tenor 6 bulan dan 12 bulan ada di level 5,18% dan 5,5% turun dari 5,4% dan 5,3% dari posisi akhir April 2020.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan pihaknya terus menurunkan suku bunga deposito. Menurut data perseroan, secara rata-rata per Juni 2020 bunga deposito BCA ada di kisaran 3,95% pa, turun dari 4,10% pa pada periode sebelumnya. 

"BCA turut serta mendukung stabilitas sistem keuangan dengan menetapkan kebijakan, termasuk suku bunga yang sesuai dengan kondisi pasar dan dengan mempertimbangkan aspek kompetitif," terangnya.

Sebelumnya pada (15/5) lalu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi suku bunga simpanan bank akan terus menurun secara terbatas sejalan berakhirnya langkah pemangkasan suku bunga kebijakan di periode Maret 2020 lalu. 

Baca Juga: Fitch menurunkan peringkat Bank Permata (BNLI) setelah ganti pemilik

Adanya pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) juga sedikit banyak akan mendorong likuiditas jangka pendek perbankan cukup longgar. Kendati demikian, LPS menyebut penurunan suku bunga ini patut dicermati sebab terdapat beberapa faktor risiko yang tendensinya meningkat seperti kebutuhan nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×