Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pengetatan likuiditas dan tren perebutan dana masih menghantui industri perbankan di tahun ini. Sejumlah bank tetap yakin risiko likuiditas mampu diredam, sebabnya permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank saat ini terbilang masih tebal.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya yang sampai dengan akhir 2018 lalu mencatatkan posisi CAR ada di kisaran 22%-23%. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menjamin posisi tersebut masih memadai untuk memenuhi kebutuhan ekspansi perseroan tahun ini.
Asal tahu saja, tahun ini BCA memproyeksi pertumbuhan kredit ada di kisaran 10%-11% year on year (yoy). Adapun, sepanjang tahun 2018 lalu BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15%.
"Kemarin kita tumbuh 15%, proyeksi tetap 10%-11% tapi kalau ternyata lebih bagus, ya kita bisa tumbuh lebih tinggi. Modal kita cukup dan likuiditas memadai," terangnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (11/1).
Sementara itu, Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso mengatakan per 2018 lalu CAR BTN ada di level 17%. Walau lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yakni 23%. Mahelan optimistis jumlah tersebut cukup untuk mendongkrak pertumbuhan tahun ini.
Pun, di tahun 2019 BTN juga akan tetap memperkuat sisi permodalan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi. Setidaknya, prediksi Mahelan CAR perseroan bakal dijaga di level 17%-19%. Asal tahu saja, bank spesialis perumahan ini meramal pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 15%.
Setali tiga uang, PT Bank OCBC NISP Tbk menyebut dari sisi permodalan pihaknya tidak mengalami kendala. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang posisi CAR ada di atas 17%. Sementara dari CAR di tier 1, menurutnya relatif aman di atas 19%.
"Masih cukup (modal), tinggal dioptimalkan saja. Relatif pas, karena cukup untuk mengambil peluang (ekspansi) juga," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News