Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum menyatakan ada kenaikan klaim asuransi harta benda. Salah satunya disebabkan bencana alam yang terjadi belakangan ini, seperti banjir di beberapa wilayah Indonesia.
Mengenai hal itu, PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) menyatakan memang ada kenaikan klaim asuransi harta benda akibat banjir di beberapa daerah. Namun, Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi mengatakan semuanya masih estimasi sehingga belum bisa membeberkan angka klaimnya.
"Pastinya ada beberapa kejadian klaim akibat banjir dan bencana alam, seperti puting beliung hingga gempa bumi, dari Februari 2024 hingga Maret 2024," katanya kepada Kontan, Senin (25/3).
Christian mengatakan kemungkinan klaim asuransi harta benda bisa naik sekitar 25%-30%. Dia bilang ada estimasi klaim sekitar US$ 60 juta hingga US$ 80 juta untuk 100% basis.
Baca Juga: JBA Indonesia Gandeng Mega Insurance Dalam Menyediakan Asuransi Kecelakaan Diri
Dalam asuransi harta benda, Christian menerangkan 100% basis berarti bahwa klaim yang dibuat akan mencapai nilai total harta benda yang diterima oleh asuransi. Adapun estimasi US$ 60 juta hingga US$ 80 juta.
Untuk tahun ini, Christian mengatakan pihaknya menargetkan pendapatan premi asuransi harta benda bisa naik sekitar 10%. Untuk klaim, dia berharap tak akan ada kenaikan ke depannya.
Menurut Christian, asuransi harta benda sangat penting untuk mitigasi risiko individu atau perusahaan dalam menghadapi risiko bencana alam.
Sama halnya dengan Aswata, PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) menyatakan ada kenaikan klaim asuransi harta benda hingga Februari 2024. President Director Mega Insurance Tomy Ferdiansah menyebut hal itu disebabkan banyaknya bencana alam yang terjadi. Tomy menerangkan hingga Februari 2024, klaim asuransi harta benda tercatat sebesar Rp 10 miliar.
"Pada Januari 2024 hingga Februari 2024 memang klaim asuransi harta benda naik. Sebab, banyak bencana alam di Indonesia belakangan ini, seperti banjir hingga puting beliung. Memang klaimnya meningkat pada tahun ini, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya," ucapnya saat ditemui di Menara Mega, Jakarta Selatan, Senin (25/3).
Tomy menyampaikan periode yang sama pada tahun lalu, kejadian bencana alam terbilang sedikit sehingga klaim asuransi harta benda juga tak banyak. Dia bilang pada tahun ini klaimnya itu rata di berbagai wilayah Indonesia.
Baca Juga: Asuransi Aswata Ramal Klaim Asuransi Harta Benda Naik Signifikan Tahun Ini
Tomy berharap klaim asuransi harta benda bisa membaik dan tak besar ke depannya. Dia berharap bencana tidak banyak pada tahun ini dan tak seperti kondisi pada 2020, yang mana banyak bencana banjir pada awal tahun.
Mengenai target, Tomy bilang pihaknya menargetkan pendapatan premi bisa mencapai Rp 1,7 triliun pada tahun ini. Dia mengatakan hingga Februari 2024, Mega Insurance mendapatkan premi sebesar Rp 170 miliar.
Tomy memperkirakan pada tahun ini, kontribusi premi masih akan ditopang asuransi kendaraan bermotor, properti, dan kesehatan. Hal itu sama seperti tahun lalu.
"Tahun lalu juga sama kontribusi terbesar dari segmen tersebut karena kami memang menyasar retail," katanya.
Tomy mengaku optimistis bisa mencapai target Rp 1,7 triliun hingga akhir tahun. Strateginya, yaitu memperbanyak multi chanelling dan meningkatkan penetrasi literasi untuk masyarakat terkait asuransi umum.
Dia bilang saat ini literasi masih kecil dan tak sebanding dengan pangsa pasar yang masih luas dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta.
"Saat ini, asuransi masih terkendala di kota-kota besar. Berharap memperbanyak kerja sama dan literasi bisa meningkatkan kesadaran nasabah mengenai pentingnya memiliki proteksi," tuturnya.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi harta benda mencapai Rp 26,48 triliun sepanjang 2023. Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto mengatakan asuransi harta benda masih menduduki posisi pertama untuk pangsa pasar terbanyak pada pencatatan premi.
"Pencapaian premi asuransi harta benda pada 2023 hanya tumbuh 1%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," ucapnya kepada Kontan, Senin (25/3).
Baca Juga: Mega Insurance Sebut Klaim Asuransi Harta Benda Naik karena Banyak Bencana Alam
Bern mengatakan pertumbuhan yang mini tersebut disebabkan pertumbuhan industri properti yang belum menggembirakan.
Sementara itu, Bern membeberkan klaim asuransi harta benda pada 2023 mencapai Rp 6,84 triliun. Dia bilang nilai klaim tersebut disumbang dari bencana lain, kerusakan, maupun bencana alam.
Mengenai proyeksi ke depannya, Bern mengatakan asuransi harta benda masih berpotensi besar. Dia menerangkan apabila Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan perekonomian di kisaran 4,7% hingga 5%, kemungkinan pertumbuhan sektor properti juga masih akan naik sehingga diharapkan asuransi harta benda akan tumbuh.
Menurut Bern, asuransi harta benda merupakan hal yang penting dalam memitigasi risiko. Sebab, Indonesia dikelilingi oleh banyak gunung merapi, serta faktor risiko bencana alam lainnya yang disebabkan oleh perubahan iklim, seperti banjir, kebakaran, dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News