Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus melakukan penguatan sistem teknologi informasi (TI) di pesatnya tengah perkembangan transaksi digital dan meningkatkan jumlah nasabah yang harus dilayani.
Hal itu dilakukan untuk memastikan nasabah bisa melakukan transaksi dengan mudah dan aman. Apalagi, jumlah nasabah BCA terus mencatatkan peningkatan. Per Desember 2024, totalnya sudah mencapai 33,1 juta.
EVP Group Strategic IT BCA David Formula mengungkapkan, kapasitas prosessor system IT BCA dalam memproses transaksi sudah sangat mumpuni.
Ia bilang, transaksi transaksi tertinggi yang pernah ditangani BCA lebih dari 7.000 per detik. Namun, kapasitas core banking system yang dimiliki bisa memproses transaksi digital hingga enam kali lipat dari transaksi per detik tertinggi yang pernah dilayani.
“Jadi kapasitas core banking system yang ada sekarang sudah sangat cukup untuk mengantisipasi kenaikan nasabah dan transaksi ke depan,” ujar David, Sabtu (22/2).
Baca Juga: BCA Digital Ingin Fokus Kembangkan Blu, Belum Berencana IPO dalam Waktu Dekat
Dengan kehandalan prosesor yang dimiliki, David memastikan bahwa layanan digital BCA akan tetap lancar meskipun nasabah ramai-ramai melakukan transaksi dalam waktu bersamaan.
Kendati begitu, BCA terus meninjau ulang kemampuan kapasitas transaksi core banking system setiap bulannya dengan membandingkannya dengan kegiatan-kegiatan bisnis yang dijalankan.
David mengatakan, review tersebut dilakukan untuk memproyeksi kapasitas transaksi yang di butuhkan ke depannya. Jika hasil review menunjukkan bahwa tahun depan dibutuhkan penambahan kapasitas maka persiapannya sudah dilakukan tahun ini.
Namun, David menekankan bahwa kelancaran dan kecepatan transaksi layanan digital BCA, seperti BCA Mobile, tidak hanya tergantung pada kapasitas prosesor core banking system yang dimiliki, tapi ada faktor lain seperti sinyal jaringan telekomunikasi dan kondisi gadget yang dimiliki masing-masing nasabah.
Baca Juga: Bos BCA Belum Mau Kasih Bunga Kredit Murah
“Nasabah yang memakai mobile banking di Jakarta bisa jadi lebih lancar dan cepat transaksinya dibanding penggunaan di daerah yang sinyalnya kurang bagus. Kondisi penyimpanan dan model handphone yang dipakai nasabah juga berpengaruh pada kecepatan layanan digital,” tutur David.
Dia menambahkan, BCA saat ini memiliki dashboard terkait kasus-kasus eror layanan BCA Mobile selama ini. Dari situ ditemukan bahwa layanan yang sempat terganggu bukan karena terjadi masalah di pada core banking system tetapi bermasalah dari jaringan provider.
Capex IT Naik 8%-10%
BCA menyadari serangan siber akan terus meningkat seiring perkembangan transaksi digital. Untuk itu, BCA terus melakukan penguatan core banking system untuk bisa menghalau serangan, mengadopsi teknologi-teknologi terkini, memperkuat SDM di bidang IT, serta proaktif melakukan komunikasi dengan regulator.
David mengatakan, serangan siber saat ini juga terus berinovasi mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini, hacker juga sudah menerapkan teknologi artificial intelligence (A) dalam melakukan serangan siber. “Oleh karena, BCA juga sudah menggunakan teknologi untuk bisa melawan serangan berbasis AI itu,” imbuhnya.
Untuk mendukung penguatn sistem IT, David bilang BCA menganggarkan kenaikan belanja modal (capex) untuk IT tahun ini sekitar 8%-10% dari anggaran 2024. Hanya saja, ia tak menyebut anggaran IT yang diserap bank ini tahun lalu.
Baca Juga: Perbankan Kerek Anggaran Belanja Teknologi Informasi
Seperti diketahui, capex IT yang dianggarkan BCA tahun 2024 lebih dari Rp 8 triliun. Itu digunakan untuk memelihara platfom TI yang sudah dimiliki bank dan juga pengembangan platform-platform baru.
Seiring dengan pengembangan digital yang terus dilakukan, transaksi nasabah BCA saat ini sudah didominasi lewat digital. Total transaksi BCA tahun 2024 mencapai 36 miliar ata meningkat 21% secara tahunan (YoY).
Adapun transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 31,6 miliar atau tumbuh 23,5% secara YoY dengan nilai transaksi mencapai Rp 28.261 triliun, meningkat 13,8% YoY.
Selanjutnya: Jelang Ramadan 2025, BI Komitmen akan Fasilitasi Offtaker Beras dari Petani Lokal
Menarik Dibaca: Yakult Indonesia Persada Edukasi Program Makan Bergizi Shokuiku
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News