Reporter: Amanda Christabel | Editor: Tendi Mahadi
“Penyaluran kredit ke sektor konsumtif tetap dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, karena untuk memulihkan kondisi ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 harus bisa menggerakkan sektor riil/produktif, sedangkan untuk menggerakkan sektor riil/produktif harus dimulai dengan meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Amri.
Strategi Bank Sulselbar dalam hal ini yakni dengan melakukan kebijakan penurunan suku bunga, baik kredit produktif maupun kredit konsumtif. Selain itu, Bank Sulselbar mengoptimalkan kerjasama dengan pihak off-taker untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sektor pertanian dengan skema pola kemitraan.
Selanjutnya, Bank Sulselbar mengoptimalkan pemasaran produk kredit dengan melakukan aksi “jemput bola” kepada para pelaku usaha. Dilanjutkan dengan melakukan pendekatan dan penawaran take over kredit bagi para pelaku usaha potensial yang telah menerima kredit dari bank lain, dengan penawaran suku bunga yang lebih bersaing.
Terakhir, Bank Sulselbar bersinergi dan berkomitmen dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mempercepat akses keuangan bagi pelaku UMKM, dengan cara melakukan klasterisasi berdasarkan jenis usaha dan wilayahnya.
Beralih ke informasi dari PT BPD Sumatera Utara atau Bank Sumut. Per 31 Agustus 2021 penyaluran dana PEN Bank Sumut telah mencapai Rp 2,5 Triliun kepada lebih dari 12.412 debitur.
“Sektor terbesar kepada sektor ritel terutama kredit UMKM dan KUR. Strategi Bank Sumut mendorong penyaluran dana PEN adalah terus meningkatkan ekspansi kepada sektor dan daerah yang masih potensial, ekspansi kepada debitur eksisting namun tetap melakukan monitoring untuk menjaga kualitas kredit,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut, Syahdan Siregar kepada KONTAN, Rabu (1/9).
Selanjutnya: Aset Bank BRI (BBRI) berpotensi tumbuh kencang usai rights issue
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News