kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berlomba naik BUKU, persaingan makin ketat


Selasa, 03 Desember 2019 / 19:01 WIB
Berlomba naik BUKU, persaingan makin ketat
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di KCP Bank Danamon Jakarta, Jumat (25/10). PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak Rp 2,59 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau kuartal III-2019, laba tersebut turun 15% dari periode yang sama tahun


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

Dalam prospektusnya, perseroan menyatakan aksi naik kelas menjadi BUKU 3 direncanakan agar perseroan dapat memperluas jangkauan kredit korporasinya, terutama yang berasal dari luar Indonesia.

Salah satu beda layanan antara BUKU 2, dan BUKU 3 memang soal jangkauan pemberian kredit. BUKU 3 diperbolehkan untuk menyalurkan kredit di wilayah Asia. Sementara BUKU 2 hanya dapat menyalurkan kredit kepada debitur lokal.

Sebagai catatan, dalam aksi rights issue tersebut perseroan juga telah memiliki pembeli siaga yaitu PT SInar Mas Multiartha Tbk (SMMA). Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia Direktur Utama Sinar Mas Doddy Susanto menyatakan pihaknya telah menyiapkan dana Rp 1,28 triliun dari kas perseroan untuk mengeksekusi jatah yang ditinggalkan para pemilik saham Bank CCB Indonesia.

Baca Juga: Rupiah di pasar spot menguat hari ini, berikut penopangnya

Calon BUKU 3 lainnya ada PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) yang juga bakal mengandalkan penambahan modal untuk meningkatkan kelasnya. Bedanya, penambahan modal perseroan bakal dilakukan secara bertahap dan hanya berasal dari pemegang saham pengendalinya yaitu Apro Financial.

“Target naik BUKU 3 kami pada 2025, pemegang saham akan tambah modal Rp 500 miliar per tahun sampai modal inti kami mencapai Rp 5 triliun,” kata Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah kepada Kontan.co.id.

Akhir November lalu, perseroan juga telah menyelesaikan aksi penambahan modal dari Apro Financial senilai Rp 500 miliar. Hingga 2025 artinya perseroan bakal menerima tambahan suntikan modal hingga Rp 2,5 triliun.

Baca Juga: Dapat suntikan modal dari BCA, Bank Royal didorong naik ke kelas BUKU II

Dalam prospektusnya, tambahan modal Apro Financial bakal digunakan untuk ekspansi kredit. Sementara dalam jawabannya ke Bursa Efek Indonesia perseroan menyatakan hasil dana tersebut akan digunakan akan digunakan untuk mengejar target penyaluran kredit senilai Rp 5 triliun hingga akhir 2019.

Per Oktober 2019, Bank Oke telah berhasil menyalurkan kredit Rp 3,30 triliun. Adapula nilai modal inti perseroan per September 2019 senilai Rp 1,40 triliun. Sebagai catatan, Efdinal bilang tambahan modal Rp 500 miliar dari Apro saat ini masih dalam persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk diklasifikasikan sebagai modal inti.

Meskipun targetnya menjadi BUKU 3 masih cukup lama, Efdinal bilang kini perseroan juga mulai mendiversifikasi produk dan layanannya. Misalnya, Agustus lalu Bank Oke telah meluncurkan produk payroll loan, dan merchant loan. Akhir November lalu, perseroan juga merilis produk anyar berupa bancassurance.




TERBARU

[X]
×