kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.708   28,00   0,17%
  • IDX 8.360   -31,42   -0,37%
  • KOMPAS100 1.157   -2,99   -0,26%
  • LQ45 842   -3,04   -0,36%
  • ISSI 291   0,74   0,26%
  • IDX30 442   -1,75   -0,40%
  • IDXHIDIV20 509   -1,75   -0,34%
  • IDX80 130   -0,22   -0,17%
  • IDXV30 138   -0,10   -0,07%
  • IDXQ30 140   -0,50   -0,36%

BI Catat Lonjakan Transaksi Digital hingga 9,61 Miliar hingga September 2025


Selasa, 11 November 2025 / 14:16 WIB
BI Catat Lonjakan Transaksi Digital hingga 9,61 Miliar hingga September 2025
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan mobile banking untuk bertransaksi saat berada di kawasan objek wisata, Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/4/2025). (KONTAN/Baihaki). Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan signifikan pada sistem pembayaran seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi keuangan.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume transaksi sistem pembayaran digital terus meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan signifikan pada sistem pembayaran seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi keuangan.

Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengungkapkan, hingga September 2025, volume transaksi melalui BI-FAST mencapai 9,61 miliar transaksi dengan nilai mencapai Rp 25 kuadriliun sejak pertama kali diluncurkan pada 2021. 

“Kemajuan ini tercermin dari pertumbuhan volume transaksi pembayaran digital yang sangat besar,” ujar Filianingsih dalam peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025, Senin (11/11/2025).

Baca Juga: OJK Rencanakan Roadmap PVML Syariah 2026: Kuatkan Tata Kelola dan Risiko

Selain itu, peningkatan signifikan juga terlihat dari transaksi QRIS. Hingga September 2025, transaksi QRIS tercatat 10,33 miliar atau 158% dari target tahun ini, dengan total 58 juta pengguna dan 41 juta pedagang di seluruh Indonesia. Lebih dari 90% di antaranya merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ke depan, BI memperkirakan volume transaksi pembayaran digital dapat mencapai 147,3 miliar transaksi pada 2030, atau melonjak empat kali lipat dibandingkan 2024. Filianingsih bilang, proyeksi tersebut didorong oleh meningkatnya partisipasi generasi muda serta pesatnya inovasi teknologi finansial.

Meski demikian, BI mengingatkan adanya tantangan serius di sisi keamanan digital. Seiring peningkatan volume transaksi, risiko kejahatan siber dan penipuan juga meningkat. “Jenis serangan semakin canggih, mulai dari middleware attack, account takeover, synthetic ID, AI-driven attack hingga social engineering,” katanya.

Untuk itu, BI menekankan pentingnya penguatan sistem deteksi penipuan (fraud detection system), autentikasi berlapis (strong authentication), serta penerapan prinsip know your merchant dan know your customer di industri pembayaran. 

"Peningkatan literasi digital dan perlindungan konsumen harus menjadi tanggung jawab bersama antara regulator, industri, dan masyarakat," lanjutnya.

Baca Juga: Aset Industri Penjaminan Tembus Rp 48,24 Triliun per September 2025

Selanjutnya: Pasar Mobil Listrik di Indonesia Tumbuh Pesat, Persaingan Semakin Ketat

Menarik Dibaca: Hingga Oktober 2025, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Kucurkan KUR Rp 38,11 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×