Reporter: Barratut Taqiyyah |
YOGYAKARTA. Bank Indonesia (BI) menargetkan, pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia bisa mencapai 15%-20% dalam satu dekade mendatang. Sekadar informasi, total aset perbankan syariah per September 2012 baru mencapai 4,21%. Rasio tersebut dibandingkan dengan aset perbankan konvensional.
"Nilai aset tersebut kurang dari 1% dari total aset perbankan syariah global," jelas Edy Setiadi, Executive Director Department of Islamic Banking Bank Indonesia (BI) pada acara 4th IADI IDIG Seminar on Islamic Deposit Insurance di Yogyakarta, hari ini (27/11).
Untuk mencapai target tersebut, BI sudah mempersiapkan langkah-langkah strategis. Menurutnya, ada tiga langkah utama yang akan dilakukan BI demi menyokong pertumbuhan perbankan syariah.
Pertama, BI akan melakukan kerja sama dengan kalangan praktisi, dewan nasional syariah, dan otoritas terkait lainnya. "Kami akan berdiskusi untuk mengeluarkan produk dan peraturan baru demi mendukung pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia," jelasnya.
Masih terkait dengan produk, BI juga akan rajin melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah.
Kedua, BI akan lebih menggairahkan transaksi pada pasar uang syariah. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan likuiditas di perbankan syariah. Salah satu contohnya, BI memperkenalkan skema perdagangan komoditas syariah sebagai pasar uang syariah yang baru. Tujuannya untuk meningkatkan peran broker dalam transaksi pasar uang syariah.
Ketiga, BI akan mendorong perbankan syariah untuk lebih banyak menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor produktif. Edy menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir, penyaluran pembiayaan dana perbankan syariah masih banyak mengalir ke sektor konsumtif dengan proporsi 42%. Sementara, pembiayaan ke sektor produktif baru mencapai 58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News