kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,34   5,98   0.64%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Perbankan syariah tetap stabil meski krisis


Kamis, 27 Oktober 2016 / 11:36 WIB
BI: Perbankan syariah tetap stabil meski krisis


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

SURABAYA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tiga sektor yang meliputi ekonomi dan keuangan syariah, yakni perbankan syariah, pasar modal syariah dan asuransi syariah, telah menunjukan pertumbuhan cukup signifikan.

Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, keuangan syariah saat ini masih didominasi perbankan sebanyak 80%. Menurutnya, semasa krisis ekonomi di tahun 2008 hingga 2011, perbankan syariah merupakan sektor yang paling stabil. "Meski mengalami krisis, perbankan syariah tetap tumbuh 17,1% pada tahun 2008 sampai 2011," ujar Agus di sela sela seminar Journal Islamic and Monetary Finance di Surabaya, Kamis (27/10).

Adapun ekonomi syariah secara global pada 2011 hingga 2014, menunjukan rata-rata pertumbuhan perbankan syariah sebesar 13,8%, meski pertumbuhannya menurun menjadi 10% di periode 2013 dan 2014. "Di semester I 2015, hanya tumbuh 7,89%. Kita harap bisa tumbuh menjadi double digit lagi," papar Agus.

Tidak hanya sektor perbankan, pasar sukuk global pada 2014 pun hanya menunjukan pelemahan di kisaran US$ 100 miliar. Tren ini berlanjut dan menurun 43% menjadi sekitar US$ 60 miliar.

Adapun di Indonesia, perkembangan keuangan syariah juga menunjukan tren yang mirip dengan keuangan syariah secara global. Tercatat pada 2015 pertumbuhan perbankan syariah sekitar 8,8%. Jumlah ini hanya sedikit di bawah pertumbuhan perbankan konvensional yang berkisar 9,2%.

Bahkan, pada Juli 2016, perbankan syariah tumbuh pesat sebesar 12% (year on year/yoy) sementara perbankan konvensional hanya tumbuh 7,2%. Adapun kontribusi perbankan syariah terhadap perekonomian nasional masih stagnan di level 4,8%.

"Meski begitu, perbankan syariah Indonesia khususnya sektor ritel merupakan yang terbesar di dunia atau memiliki 18 juta nasabah dan lebih dari 4.500 cabang per akhir 2015," imbuh Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×