kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Biaya Kredit Perbankan Diproyeksi Terus Melandai pada Tahun 2024 Ini


Senin, 06 Mei 2024 / 19:07 WIB
Biaya Kredit Perbankan Diproyeksi Terus Melandai pada Tahun 2024 Ini
ILUSTRASI. Aset Perbankan Syariah: Suasana di Banking Hall Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Senin (6/5/2024). Biaya Kredit Perbankan Diproyeksi Terus Melandai pada Tahun 2024 Ini.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

Dalam mengoptimalkan CoC di tahun ini, pihaknya juga berupaya untuk tetap prudent dalam kredit agar tetap tumbuh positif, dan melakukan pengawasan yang baik pada kreditnya.

Adapun Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menyebut, penurunan biaya kredit terjadi karena kualitas kredit baru terus membaik, jumlah kredit yang di restrukturisasi juga terus melandai.

"Rasio LAR juga terus menyusut. Oleh karena itu kami akan tetap menjaga biaya kredit berada di bawah 1% pada tahun ini," ujarnya. 

Baca Juga: BI Rate Naik, BSI Tidak Akan Serta Merta Naikkan Bunga KPR

Setiyo mengatakan, tingkat pencadangan BTN semakin kuat, kredit restrukturisasi semakin bisa dikendalikan dan trennya terus menurun. BTN juga disebut Setiyo membentuk pencadangan yang memadai di kisaran 160% pada tahun ini.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, penurunan biaya kredit lebih dikarenakan penurunan LAR dan efisiensi operasional

"Prospek CoC hingga akhir tahun kemungkinan akan fluktuatif terutama dengan kebijakan kenaikan suku bunga. Dampaknya akan membuat laba tertekan," ucap Trioksa.

Oleh karena itu, kata Trioksa perbankan perlu melakukan efisiensi dan menjaga kualitas kredit.

Tak berbeda, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto  menilai, penurunan biaya kredit secara umum dikarenakan bank besar terus memperbaiki kualitas aset, di sisi lain ekonomi Indonesia masih cukup berdaya tahan dengan ketidakpastian global di kuartal I-2024. 

"Dan NPL mereka juga terjaga di level rendah. Walau demikian biaya kredit di tahun ini kemungkinan naik, seiring risiko geopolitik. Maka perbankan harus lebih memperhatikan kualitas kredit dibanding upaya ekspansi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×