kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Biaya Kredit Perbankan Diproyeksi Terus Melandai pada Tahun 2024 Ini


Senin, 06 Mei 2024 / 19:07 WIB
Biaya Kredit Perbankan Diproyeksi Terus Melandai pada Tahun 2024 Ini
ILUSTRASI. Aset Perbankan Syariah: Suasana di Banking Hall Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Senin (6/5/2024). Biaya Kredit Perbankan Diproyeksi Terus Melandai pada Tahun 2024 Ini.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

Dalam mengoptimalkan CoC di tahun ini, pihaknya juga berupaya untuk tetap prudent dalam kredit agar tetap tumbuh positif, dan melakukan pengawasan yang baik pada kreditnya.

Adapun Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menyebut, penurunan biaya kredit terjadi karena kualitas kredit baru terus membaik, jumlah kredit yang di restrukturisasi juga terus melandai.

"Rasio LAR juga terus menyusut. Oleh karena itu kami akan tetap menjaga biaya kredit berada di bawah 1% pada tahun ini," ujarnya. 

Baca Juga: BI Rate Naik, BSI Tidak Akan Serta Merta Naikkan Bunga KPR

Setiyo mengatakan, tingkat pencadangan BTN semakin kuat, kredit restrukturisasi semakin bisa dikendalikan dan trennya terus menurun. BTN juga disebut Setiyo membentuk pencadangan yang memadai di kisaran 160% pada tahun ini.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai, penurunan biaya kredit lebih dikarenakan penurunan LAR dan efisiensi operasional

"Prospek CoC hingga akhir tahun kemungkinan akan fluktuatif terutama dengan kebijakan kenaikan suku bunga. Dampaknya akan membuat laba tertekan," ucap Trioksa.

Oleh karena itu, kata Trioksa perbankan perlu melakukan efisiensi dan menjaga kualitas kredit.

Tak berbeda, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto  menilai, penurunan biaya kredit secara umum dikarenakan bank besar terus memperbaiki kualitas aset, di sisi lain ekonomi Indonesia masih cukup berdaya tahan dengan ketidakpastian global di kuartal I-2024. 

"Dan NPL mereka juga terjaga di level rendah. Walau demikian biaya kredit di tahun ini kemungkinan naik, seiring risiko geopolitik. Maka perbankan harus lebih memperhatikan kualitas kredit dibanding upaya ekspansi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×