Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk memberikan fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 1,5 triliun kepada PT Angkasa Pura (AP) II (Persero).
Presiden Direktur BII Taswin Zakaria mengungkapkan, fasilitas pinjaman tersebut berjangka waktu 10 tahun. Pinjaman itu untuk mendukung proyek pengembangan bandara yang dikelola AP II khususnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Penandatanganan perjanjian kerja sama atas fasilitas pinjaman tersebut dilakukan Presiden Direktur BII Taswin Zakaria dan Direktur Utama AP II Tri S. Sunoko di kantor pusat AP II, di Banten, hari ini (11/8).
Kemitraan strategis BII dengan AP II merupakan bagian dari upaya BII untuk memberikan kredit yang lebih besar kepada korporasi lokal dan badan usaha milik negara (BUMN).
"Penyediaan fasilitas pinjaman berjangka kepada AP II sejalan dengan misi humanizing financial services, yang merupakan wujud dari komitmen BII untuk mendukung upaya pemerintah di bidang pembangunan infrastruktur di Indonesia, termasuk pengembangan bandara sebagai pendukung transportasi udara dan pariwisata," kata Taswin dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN, Senin (11/8).
Taswin berharap, penyaluran kredit ini dapat ikut memberikan kontribusi positif dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Saat ini BII juga memiliki unit khusus untuk menangani kredit BUMN.
Sementara itu, Direktur Utama AP II Tri S. Sunoko mengatakan kemitraan dengan BII merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta berkelas dunia. Menurutnya, AP II telah melakukan seleksi terhadap beberapa bank untuk pinjaman tersebut.
"Hanya BII yang dapat memenuhi ekspektasi AP II untuk berperan sebagai kreditur guna memperlancar pengembangan yang tengah dilakukan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta," ujar Tri.
Tri menambahkan kerjasama dengan BII ini sekaligus menunjukkan kepercayaan dunia perbankan terhadap kinerja positif AP II saat ini dan kedepannya. "AP II tengah melakukan pembangunan dan pengembangan hampir di seluruh bandara yang dikelolanya. Khusus Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dana yang diperlukan sekitar Rp26 triliun untuk periode 2007 hingga 2020," jelas Tri.
Guna memenuhi kebutuhan sebagian dana investasi tersebut, AP II membuka opsi pendanaan dari perbankan, lembaga keuangan non-bank, dan sumber lainnya. AP II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola 13 bandara di wilayah Barat Indonesia, termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
AP II kini tengah melakukan berbagai pengembangan dan pembangunan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, diantaranya adalah Terminal 3 Ultimate yang diproyeksikan sebagai terminal penumpang pesawat tercanggih di Indonesia.
Setelah pembangunan Terminal 3 Ultimate selesai tahun depan, AP II akan melakukan revitalisasi Terminal 1 dan Terminal 2. Adapun nantinya usai pengembangan dan pembangunan terminal-terminal tersebut, kapasitas daya tampung di Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi 61 juta penumpang atau naik 177% dibandingkan dengan kapasitas sekarang 22 juta penumpang.
Pembangunan lain yang tengah disiapkan di bandara yang meraih predikat The 4th World’s Most Improved Airports dari Skytrax itu adalah integrated building yang terletak di antara Terminal 1 dan Terminal 2.
Integrated building diproyeksikan menjadi gedung one stop service dimana di dalamnya terdapat area komersial, mal, hotel, area parkir, stasiun kereta, serta stasiun automated people mover system yang merupakan alat transportasi khusus di dalam area bandara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News