kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mandiri kunjungi agen LKD di Plumpang


Jumat, 20 Februari 2015 / 15:50 WIB
Bank Mandiri kunjungi agen LKD di Plumpang
ILUSTRASI. Gedung?Menara Bank BTN di Jakarta, Selasa (10/12/2019). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memperkuat layanan perbankan tanpa kantor secara fisik atau Layanan Keuangan Digital (LKD). Hal ini dilakukan melalui Mandiri e-cash, untuk meningkatkan akses layanan perbankan ke seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, penguatan penetrasi layanan mandiri e-cash juga dapat mengedukasi masyarakat. Sebab, layanan ini bertujuan agar masyarakat dapat mengelola keuangan dengan lebih bijak dan efisien.

Sehingga, masyarakat dapat memperbaiki tingkat ekonomi di masa datang. "Penggunaan layanan keuangan digital dapat membiasakan masyarakat menabung dan mengelola uang dengan baik. Hal ini tentu dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan setiap warga negara dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Budi dalam kunjungan agen dan calon agen LKD di Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (20/2).

Saat ini, jumlah pengguna LKD Mandiri e-cash, termasuk pengguna mandiri e-cash untuk penerima bantuan pemerintah, sebanyak lebih dari 1 juta nasabah. Bank Mandiri juga memperkuat jumlah agen LKD di seluruh Indonesia agar akses layanan perbankan yang lebih luas yang telah dicanangkan Bank Indonesia dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat lebih cepat terealisasi.

Saat ini jumlah agen LKD Bank Mandiri mencapai 391 agen dan ditargetkan akan menjadi  9.000-an agen pada akhir 2015. Agen LKD diyakini dapat membantu masyarakat yang belum pernah berhubungan dengan bank (unbanked segment).

Konsep LKD merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang bekerjasama dengan pihak ketiga (agen), dengan memanfaatkan teknologi mobile based maupun web based. Layanan ini untuk mendukung pengembangan keuangan inklusif serta mendukung penyaluran dana bantuan Pemerintah (G2P) secara efektif.

Berdasarkan data Global Financial Inclusion Index 2012 dari World Bank, baru sekitar 20% dari penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun, menikmati akses jasa keuangan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara lain seperti China dan India masing-masing telah mencapai 64% dan 35%.

Rendahnya layanan keuangan di Indonesia tercermin dari jumlah rekening bank per 1000 penduduk usia dewasa di Indonesia yang baru mencapai 505. Sementara di Malaysia dan Thailand mencapai 2.063 dan 1.449.

Hal yang sama juga tercermin dari rekening kredit per 1000 penduduk usia dewasa yang baru mencapai 197 di Indonesia, sementara di Malaysia 964 dan di Thailand 272. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa, masih terdapat potensi cukup besar untuk meningkatkan akses keuangan kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×