kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

BOPO Mandala Finance Terkendali di 76,5% hingga Maret 2025, Ini Strateginya


Kamis, 10 April 2025 / 17:03 WIB
BOPO Mandala Finance Terkendali di 76,5% hingga Maret 2025, Ini Strateginya
ILUSTRASI. Hingga Maret 2025, rasio BOPO Mandala tercatat sebesar 76,5%, sedikit meningkat pasca Lebaran, namun masih dalam batas ideal.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren kenaikan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di industri multifinance, PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance berhasil menjaga efisiensi operasionalnya. 

Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana mengungkapkan hingga Maret 2025, rasio BOPO Mandala tercatat  sebesar 76,5%, sedikit meningkat pasca Lebaran, namun masih dalam batas ideal.

“Meski mengalami sedikit kenaikan pasca Lebaran, hingga saat ini beban operasional kami masih terkelola dan terjaga dengan ideal untuk menjaga rentabilitas dan profitabilitas yang baik bagi perusahaan,” ujar Christel kepada Kontan, Kamis (10/4).

Baca Juga: Lebaran Dorong Permintaan Kredit, Begini Strategi Mandala Finance Jaga Risiko NPF

Christel mengatakan, Mandala Finance menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga dan menekan rasio BOPO. Perusahaan mengadopsi teknologi digital yang tepat guna meningkatkan efisiensi proses bisnis, serta memperkuat manajemen risiko melalui pengendalian Non-Performing Financing (NPF) dengan pencadangan yang optimal.

Selain itu, prinsip kehati-hatian dalam seleksi pembiayaan dan pengelolaan tata kelola perusahaan juga terus dijalankan guna memastikan portofolio tetap berkualitas.

“Berbagai strategi ini kami lakukan tidak hanya untuk menghadapi tren jangka pendek, namun untuk jangka panjang yang terencana demi keberlanjutan bisnis perusahaan,” ujar Christel.

Namun, Mandala tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan dalam menjaga efisiensi biaya, seperti fluktuasi biaya operasional, kualitas aset, kenaikan cost of fund, hingga persaingan ketat di industri pembiayaan. 

Perusahaan terus berupaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, kualitas layanan, dan pengelolaan biaya sepanjang tahun 2025.

Selanjutnya: Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Respons Positif Wacana Pemangkasan Bea Keluar CPO

Menarik Dibaca: 10 Sayuran yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Diabetes secara Berlebihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×