Reporter: Yoliawan H | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daya beli lesu dituduh menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan kredit real estate. Bank Indonesia (BI) juga mencatat pertumbuhan kredit real estate melambat dari Oktober 2017 sebesar 9,5% year on year (yoy) menjadi 8,7% yoy per November 2017.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pun mengamini perlambatan ini di akhir tahun 2017. Mahelan Prabantarikso, Direktur BTN mengatakan, kredit real estate yang turun terjadi karena daya beli yang kuran. Selain itu untuk plafon tertentu di sektor ini juga cenderung berkurang.
“Banyak masyarakat yang spending diluar investasi rumah sehingga menahan diri untuk tidak membeli properti,” ujar Mahelan saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/1).
Selain itu, banyaknya pilihan berinvestasi dan konsumsi membuat masyarakat menahan diri untuk membeli properti. Mahelan menjelaskan, kemungkinan arahnya lebih kepada sewa terutama di daerah perkotaan.
“Kredit real estate porsinya sekitar 10% dari total kredit KPR BTN,” jelas Mahelan.
Tahun 2018 kredit properti akan naik seiring meningkatkannya produk domestik bruto (GDP). “Potensi sektor ini akan besar karena GDP naik dan pendapatan naik. Apalagi di tahun politik yang sangat memiliki peluang konsumsi untuk tumbuh sehingga permintaan properti akan naik,” ujar Mahelan.
Relaksasi kredit dari pemerintah khususnya untuk sektor properti diharapkan akan terus meningkatkan kredit sektor ini.
Sebagai gambaran, hingga November 2017, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp 175,86 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News