kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.854   26,00   0,16%
  • IDX 7.297   101,10   1,41%
  • KOMPAS100 1.122   17,78   1,61%
  • LQ45 894   16,72   1,91%
  • ISSI 222   1,90   0,86%
  • IDX30 458   8,87   1,98%
  • IDXHIDIV20 550   10,62   1,97%
  • IDX80 129   1,93   1,52%
  • IDXV30 136   1,86   1,38%
  • IDXQ30 152   3,02   2,03%

BTN urungkan niat suntik modal ke LinkAja


Selasa, 03 Maret 2020 / 20:59 WIB
BTN urungkan niat suntik modal ke LinkAja
ILUSTRASI. Warga menunjukkan aplikasi pembayaran digital (uang elektronik) LinkAja saat sosialisasi di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/4/2019). Sistem pembayaran digital LinkAja yang merupakan bentukan tujuh BUMN (Telkomsel, BRI, BNI, BTN, Bank Mandiri, Pertami


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berpotensi gagal menjalankan komitmennya untuk menyetor modal kepada PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang mengelola platform pembayaran digital LinkAja. Kendala mengakusisi perusahaan modal ventura jadi alasannya.

Direktur Direktur Finance, Treasury & Strategy BTN Nixon L.P. Napitupulu saat ini PT Sarana Papua Ventura yang diniatkan jadi kendaraan perusahaan untuk menggelar aksi penambahan modal tersebut.

“Sampai saat ini belum rampung, belum ada transaksi, karena selain ada Bahana yang pegang saham mayoritas, ada kurang lebih 50 pemegang saham minoritas, ini cukup sulit meyakinkan mereka,” kata Nixon kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).

Baca Juga: Cari pendanaan, Bank Tabungan Negara (BBTN) kaji opsi sekuritisasi ritel

Perusahaan modal ventura dibutuhkan perseroan, sebab sebagai bank, BTN tak dilarang melakukan penyertaan modal langsung kepada entitas bukan lembaga jasa keuangan.

Sarana Papua merupakan entitas anak dari PT Bahana Artha Ventura, yang induk utamanya adalah PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Adapun aksi BTN mengakuisisi Sarana Papua juga telah direstui via RUPSLB Agustus 2019 lalu.

Atas alasan tersebut pula, Nixon bilang pihaknya tak terlalu optimistis akuisisi dapat dilanjutkan. Lagi pula saat ini, Kementerian BUMN juga tengah memberlakukan moratorium terhadap pendirian anak usaha perusahaan pelat merah.

“Tahun ini Kami mau fokus dulu memperbaiki kinerja, khususnya untuk menekan NPL (non performing loan) hingga ke level 3%-3,5%,” sambungnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×