kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bunga penjaminan LPS dipangkas, begini respons sejumlah bank


Selasa, 19 November 2019 / 22:30 WIB
Bunga penjaminan LPS dipangkas, begini respons sejumlah bank
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan menara BCA di Jakarta, Selasa (12/3/2019). Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 akan berada di kisaran 5-5,4 persen.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bankir menyambut baik langkah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memangkas bunga penjaminan simpanan. Mereka menilai pemangkasan dapat menekan biaya dana alias cost of fund (CoF) sehingga pada gilirannya bisa mempercepat menurunkan suku bunga kredit.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja misalnya mengafirmasi hal tesebut. Bank swasta terbesar di tanah air ini disebut Jahja bahkan telah memangkas bunga simpanan sejak awal bulan

Baca Juga: Pasar Masih Berharap Suku Bunga Turun, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Perbankan

“Kami sudah pangkas sejak awal bulan, biaya dana juga mulai turun. Suku bunga kredit juga, namun tidak transmisinya tiap nasabah berbeda-beda,” kata Jahja kepada KONTAN, Selasa (18/11).

Dari laporan keuangan kuartal III-2019, rasio biaya dana BCA memang berangsur menurun menjadi 2,00% dibandingkan awal tahun sebesar 2,04%. Meski demikian, jika dibandingkan kuartal III-2018 sebesar 1,77%, rasio biaya dana tesebut masih tercatat meningkat.

Sementara penyaluran kredit perseroan pada periode yang sama tercatat mencapai Rp 585,49 triliun dengan pertumbuhan 10,9% (yoy). Hingga akhir tahun, Jahja bilang pertumbuhan kredit bakal dijaga di kisaran 9%-10%.

Presiden Direktur PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Hariyono Tjahrijadi juga menyatakan hal serupa. Ia bilang, pemangkasan bunga penjaminan simpanan LPS secara psikologis bisa memacu industri perbankan untuk memangkas suku bunga simpanan maupun kredit.

Baca Juga: Simak rekomendasi analis soal pergerakan IHSG jelang RDG Bank Indonesia

“Secara umum, pedoman penetapan suku bunga kredit oleh industri perbankan akan tergantung dengan kondisi likuiditas dan pasar, tak cuma dari bunga acuan Bank Indonesia, maupun bunga penjaminan LPS. Namun secara psikoogis pemangkasan tersebut bisa mendorong pasar untuk menekan suku bunga,” jelasnya kepada KONTAN.

Per kuartal III-2019, bank milik taipan asal Malaysia Dato Sri Tahir ini telah menyalurkan kredit Rp 68,56 triliun engan pertumbuhan 8,63% (yoy). Hingga akhir 2019, Hariyono juga menargetkan untuk mencatat perumbuhan kredit di kisaran 9%-10%.

Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) Rully Nova menjelaskan pemangkasan bunga penjaminan simpanan LPS ini juga bakal cepat transmisikan oleh industri perbankan. tujuannya memang untuk menekan biaya dana.

“Dampak ke perbankan cukup positif dan langsung akan diserap untuk menurunkan bunga simpanan. Kami sendiri sudah jauh hari menurunkan bunga simpanan dengan harapan biaya dana bisa ditekan hingga berada di kisaran 5%,” katanya kepada KONTAN.

Baca Juga: Harga emas kembali melejit gara-gara tiga faktor ini

Sementara Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah menilai, meskipun bakal berdampak positif namun bagi perseroan dampaknya tak akan terlalu signifikan lantaran adanya komitmen pemegang saham untuk terus menambah modal.

Lagipula kata Efdinal penurunan biaya dana biasanya memang akan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit, namun dalam praktiknya hal ini tidak bisa terjadi serta merta karena butuh waktu transisi.

“Target pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) kami juga tidak telalu agresif karena ada rencana penambahan modal dari pemegang saham,” katanya kepada KONTAN.

Baca Juga: Bank BRI siap turunkan suku bunga kredit

Pascamerger dengan PT Bank Dinar Indonesia Tbk, perseroan memang bakal menerima suntikan dana dari pemegang saham pengendalinya yaitu Apro Financial. Tiap tahun Apro bakal suntik modal Rp 500 miliar ke perseroan hingga tiga tahun mendatang sehingga total setoran modalnya mencapai Rp 3 triliun. Dana ini yang akan jadi sumber ekspansi kredit Bank Oke.

Sebelumnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kembali memangkas bunga penjaminan simpanan sebesar 25 bps. Dengan pemangkasan ini maka tingkat bunga penjaminan simpanan Rupiah di bank umum adalah 6,25%, dan simpanan valas 1,75%.

Sementara simpanan Rupiah di BPR sebesar 8,75%. Tingkat bunga penjaminan ini bakal berlaku sejak 20 November 2019 hingga 24 Januari 2020.

Baca Juga: OJK: kenaikan LPS rate akan pengaruhi suku bunga deposito

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah dalam jumpa pers di Kantor LPS, Selasa (19/11) menjelaskan, pemangkasan dilakukan lantaran masih stagnannya pertumbuhan ekonomi dan ketatnya likuiditas perbankan nasional.

“Kondisi ekonomi dan likuiditas jadi penopang utamanya. Ekonomi nasional stagnan di angka 5%, beberapa indikator seperti penjualan ritel dan wholesale juga tercatat menurun. Bersama anggota KSSK lainnya, di mana Bank Indonesia sudah memangkas bunga acuan, OJK juga melonggarkan beberapa aturan kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih cepat,” papar Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×