kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cenderung melambat, dana kelolaan industri DPLK tumbuh 10,9% sampai Mei 2018


Senin, 02 Juli 2018 / 18:15 WIB
Cenderung melambat, dana kelolaan industri DPLK tumbuh 10,9% sampai Mei 2018
ILUSTRASI. Ilustrasi Untuk Dana Pensiun di Hari Tua


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan industri dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) masih cenderung melambat menuju pertengahan tahun ini. Meski begitu, kinerja ini diyakini akan terkerek di akhir tahun nanti.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Mei 2018, dana kelolaan industri DPLK mencapai Rp 77,92 triliun. Jumlah ini naik 10,9% dibanding realisasi posisi sama tahun lalu sebesar Rp 70,26 triliun.

Wakil Ketua Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan mengakui, kinerja DPLK menuju pertengahan tahun ini memang cenderung melambat. Seperti diketahui, asosiasi meramal kinerja DPLK sampai akhir tahun 2018 bisa tumbuh di atas 20% dari realisasi akhir 2017 sebesar Rp 74,51 triliun.

Faktor perlambatan tersebut juga terseret oleh gejolak ekonomi dalam negeri yang belum cukup stabil. Plus, kondisi investasi yang fluktuatif di Indonesia juga berdampak karena pasar saham masih menurun.

Selain itu, kuartal kedua ini juga lesu akibat momentum lebaran sehingga cost yang dikeluarkan perusahaan diprioritaskan terlebih dahulu untuk tunjangan hari raya (THR) kepada karyawan. "Siklus awal tahun memang seperti demikian, namun akhir tahun nanti kami memproyeksikan dana kelolaan pertumbuhannya akan tinggi," kata Hasan di Jakarta, Senin (2/7).

Dus, sederet pekerjaan rumah (PR) asosiasi bersama berbagai pihak juga akan terus dimaksimalkan terutama sosialiasasi mengenai pentingnya kesadaran akan dana pensiun untuk menunjang hari tua. "Dukungan teknologi dan peraturannya juga diharapkan akan menggairahkan industri ini," jelas Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×