Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genap satu dekade berjalan, program Jaminan Pensiun (JP) yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan terus menunjukkan perkembangan positif, baik dari sisi kepesertaan, manfaat yang disalurkan, hingga besaran dana kelolaan.
Memasuki usia satu dekade sejak pertama kali digulirkan pada Juli 2015, program Jaminan Pensiun (JP) mencatat pertumbuhan signifikan.
Program ini menjadi salah satu pilar perlindungan sosial yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan dengan kontribusi besar terhadap dana kelolaan.
Baca Juga: Peserta Aktif Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Tembus 14,9 juta selama 1 Dekade
Hingga kini, sebanyak 14,9 juta pekerja telah terdaftar sebagai peserta aktif JP. Sementara itu, manfaat berkala maupun lumpsum telah disalurkan kepada lebih dari 214.000 pekerja dan ahli warisnya, dengan total nilai manfaat mencapai Rp 1,59 triliun.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro menyampaikan bahwa program ini berperan krusial dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat saat memasuki usia tidak produktif.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong kolaborasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan guna memperluas cakupan dan menjaga keberlanjutan program JP.
“Jaminan Pensiun berperan penting dalam menjaga daya tahan ekonomi masyarakat saat menghadapi risiko kehilangan pendapatan," ujarnya dalam seminar di Plaza BPJAMSOSTEK, Kamis (24/7).
Baca Juga: Hasil Investasi BPJS Ketenagakerjaan Mencapai Rp 29,6 Triliun per Juni 2025
Ia menambahkan, Indonesia saat ini berada dalam masa bonus demografi yang harus dimanfaatkan optimal.
Selain bantuan sosial, pemerintah juga perlu mendorong perlindungan jangka panjang lewat program jaminan sosial untuk menjaga ketahanan ekonomi saat pekerja memasuki usia tidak produktif.
"Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan termasuk sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan pemerintah daerah guna menciptakan sinergi," tuturnya.
Dari sisi pengelolaan dana, program JP tercatat memiliki dana kelolaan sebesar Rp 207,09 triliun hingga akhir Juni 2025. Angka ini menjadikan program JP sebagai kontributor terbesar kedua dalam total portofolio investasi BPJS Ketenagakerjaan.
Program dengan dana kelolaan terbesar masih didominasi oleh Jaminan Hari Tua (JHT). Hingga akhir Juni 2025, total dana kelolaan JHT tercatat mencapai Rp 511,52 triliun.
Baca Juga: Dana Kelolaan BPJS Ketenagakerjaan Mencapai Rp 837,26 Triliun per Juni 2025
Adapun secara keseluruhan, total dana kelolaan seluruh program BPJS Ketenagakerjaan tercatat mencapai sebesar Rp 837,26 triliun, angka ini tumbuh 12,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun menambahkan, pertumbuhan dana kelolaan tersebut mencerminkan meningkatnya cakupan kepesertaan serta tingginya kepatuhan peserta dan perusahaan dalam membayar iuran secara rutin.
“Dana tersebut terus bertambah seiring dengan jumlah peserta yang terus meningkat dan kesadaran perusahaan maupun peserta dalam membayar iuran," kata Oni.
Lebih lanjut, sepanjang semester I-2025, BPJS Ketenagakerjaan juga telah menyalurkan manfaat senilai Rp 30,7 triliun kepada lebih dari dua juta peserta untuk seluruh program yang dikelola.
Selanjutnya: Tren Suku Bunga Turun, Tips Memilih Tenor Obligasi Korporasi dari Ekonom Permata Bank
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News