kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari sentuhan jari bisa punya rumah sendiri


Kamis, 23 Februari 2017 / 17:22 WIB
Dari sentuhan jari bisa punya rumah sendiri


Reporter: Adi Wikanto, Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Di sela-sela istirahat makan siang di sebuah kantor perusahaan multinasional di Jakarta, Tendi sibuk mengelus-elus layar smartphone-nya. Sesekali ia menyeruput kopi hitam panas, tanpa menghiraukan teman-teman di sekitarnya yang tengah bercanda.

Lima menit sebelumnya, Tendi lebih sibuk lagi juga dengan ponsel pintarnya keluaran negeri gingseng. Dengan smartphone-nya, ia jeprat-jepret kartu tanda penduduk (KTP), hingga slip gaji. "Mau beli apartemen," begitu kata Tendi sambil tersenyum menjawab pertanyaan temannya.

Tendi tak bercanda, kesibukan siang itu memang untuk beli apartemen di Jakarta Selatan. Berbekal aplikasi BTN Digital Solution, Tendi ingin memiliki apartemen berluas 23 meter persegi di bilangan Ulujami, Jakarta Selatan.

Tendi sudah menyisihkan sebagian penghasilannya selama tiga setengah tahun bekerja sebagai marketing produk kesehatan. Makanya, ia hanya tinggal memasukkan data-data seperti kantor cabang BTN dimana Tendi buka rekening, data pribadi, jenis kredit, hingga jumlah plafon kredit. Tak ketinggal, Tendi melampirkan file pendukung berupa KTP dan slip gaji.

"Beres, tinggal tunggu panggilan dari bank saja," ujar Tendi, usai menyelesaikan pengisian data pengajuan kredit pemilikan apartemen (KPA) secara online via aplikasi Digital BTN Solution .

Memang, sejak tahun lalu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyediakan fasilitas pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) dan KPA secara online. Tahun ini, di usia ke 67 tahun, BTN ingin terus mengembangkan layanan KPR dan KPA dalam bentuk digital banking.

Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, kompetisi di sektor perbankan yang ketat membuat BTN terus berbenah untuk menarik nasabah. Digital banking menjadi salah satu prioritas BTN untuk menjemput para calon nasabah dari semua segmen nasabah mulai dari kategori angkatan usia kerja yang produktif dan kalangan anak muda.

Strategi ini memang tak boleh dilewatkan. Mengingat, sekarang penggunaan internet dan smartphone terus meningkat. Ponsel pintar dan internet sudah menjadi nasi yang tak boleh dilewatkan seharipun pada era digital ini.

Sumber : APJII

Sumber: eMarketer.com

Nah, di digital banking, BTN menyediakan pengajuan online KPR melalui situs atau aplikasi BTN Properti. Disini calon-calon debitur BTN dapat mengisi formulir pengajuan aplikasi kredit online yang akan mengajukan kredit non subsidi seperti KPR, KPA, Kredit Agunan Rumah (KAR) dan kredit non subsidi lainnya.

Harapannya, digital banking ini dapat meningkatkan KPR non subsidi BTN. Handayani, Direktur Konsumer BTN mengatakan, KPR akan tumbuh 33% tahun ini. Dengan asumsi pertumbuhan KPR 33% maka BTN akan menyalurkan KPR mencapai sekitar Rp 156,01 triliun pada akhir tahun 2017 dari perhitungan realisasi KPR sebesar Rp 117,30 triliun pada akhir tahun 2016.

Handayani bilang, untuk komposisi KPR sekitar 48,45% untuk KPR bersubsidi dan 51,55% KPR komersial tahun 2016 akan sedikit bergeser di tahun 2017 ini. BTN akan menyeimbangkan porsi penyaluran KPR dengan komposisi 50% untuk KPR bersubsidi dan 50% untuk KPR komersial.

Tabel Pencapaian BTN dana Program Satu Juta Rumah

Jenis KPR Target (Unit) Progres per 31 Desember 2016
Realisasi KPR 2016 Dukungan Kredit Konstruksi Belum KPR Total
Unit Rp Triliun Unit Rp Triliun Unit Rp Triliun
KPR Subsidi 430.000 159.430 17,53 235.884 9,42 359.314 26,94
KPR Non-Subsidi 140.000 49.965 14,31 150.287 22,74 200.252 37,05
Total 570.000 209.395 31,84 386.171 32,16 595.566 63,99

Sumber: BTN

Untuk menjaring pendanaan, BTN akan menambah jumlah cabang pintar (smart branch) pada tahun Ayam Api ini. Setelah sukses uji coba pendirian empat gerai smart branch tahun 2016, BTN akan menambah sekitar 60 gerai smart branch dalam dua tahun ke depan yang akan tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar. “Investasi yang dikucurkan akan mencapai lebih dari Rp 50 miliar,” kata Maryono, Kamis (9/2).

Pembukaan smart branch ini merupakan salah satu langkah BTN untuk menyelaraskan transformasi bisnis ke arah digital banking. Adanya smart branch akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

KPR BTN SUBSIDI

Tak hanya melayani KPR komersial. Bank berplat merah ini masih akan melayani pembiayaan KPR non subsidi. Yang terbaru, BTN akan meluncurkan KPR mikro tahun 2017 ini. KPR mikro ini khusus untuk pedagang kecil, petani dan nelayan.

Handayani menjelaskan KPR mikro memiliki batas pinjaman Rp 75 juta dengan bunga 1% per bulan, uang muka 10%, dan tenor 5 tahun. Pinjaman KPR mikro ini dapat digunakan untuk membeli rumah, merenovasi rumah dan membangun rumah dari tanah yang sudah ada. Dan dapat mengajukan KPR mikro kembali setelah kredit selesai.

Tahap awal, BTN menargetkan dapat membiayai KPR mikro untuk 5.000 unit rumah atau sekitar Rp 375 miliar di tahun ini. Nah, Bagi para pedagang kecil, petani dan nelayan yang ingin menikmati KPR mikro harus memiliki tabungan di BTN minimal tiga bulan. “Ini untuk mendeteksi pendapatan para kelompok tersebut,” ucapnya.

Maryono menambahkan, pihaknya juga masih akan melanjutkan program 1 juta rumah di tahun 2017 ini. BTN menargetkan dapat mendukung program 1 juta rumah dengan membiayai 700.000 unit rumah tahun 2017 ini atau naik 16,66% dibandingkan posisi pembiayaan 600.000 unit rumah di tahun lalu.

BTN juga melanjutkan program kredit subsidi pemerintah, seperti fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Dari anggaran pemerintah sekitar Rp 9 triliun-Rp 11 triliun untuk FLPP tahun 2017, Maryono bilang, BTN akan mengambil porsi mayoritas sekitar 98% dari total FLPP.

Tabel perkembangan penyaluran FLPP berdasarkan bank.

Sumber: Kementerian PUPR

Wajib online

Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, menganalisa, sistem pelayanan online di sektor KPR memang semakin marak dilakukan perbankan. "Sekarang mulai bergeser kesana (KPR online)," ujar Ali.

Perbankan yang menggeluti bisnis KPR memang sudah seharusnya menyediakan layanan online, baik melalui aplikasi ponsel ataupun komputer. Mengingat, pasar KPR adalah anak muda, calon pembina rumah tangga yang suatu saat akan membeli rumah atau apartemen.

Disisi lain, generasi mudah sudah kecanduan layananan online. Sebagian besar pengguna internet adalah anak muda.

Sumber: Survei APJII 2016

Sumber: Survei APJII 2016

Oleh karena itu, Ali meyakini, KPR online akan menguntungkan konsumen dan perbankan, serta industri properti. Konsumen akan mendapatkan pelayanan yang lebih cepat dan praktis, sehingga bisnis KPR dan properti makin kencang pula pertumbuhannya.

Anton Sitorus, Head of Research & Consultancy Research & Consultanc, PT Savills Consultants Indonesia, menyebut, layanan online di bisnis KPR merupakan keniscayaan yang tak terelakkan. Namun, digitalisasi pelayanan KPK yang ada selama ini belum sesuai harapan. "Karena belum 100% digital," kata Anton.

Ia mengkritisi, sistem online di bisnis KPR hanya berupa pengajuan kredit dan penyampaian data-data saja. Setelah itu, nasabah tetap harus ke kantor cabang bank untuk mengurus administrasi dan lain-lain.

Menurut Anton, bank harus memperbaiki sistem online di pelayanan KPR ini. Sistem online harusnya memudahkan dan meminimalkan kewajiban nasabah datang ke bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×