Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya tren cashless di masyarakat dan arus digitalisasi yang kian kencang telah membuat sejumlah perbankan mengurangi mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Bank Indonesia mencatat, jumlah kartu ATM dan debit yang tersebar sebanyak 317,16 juta unit per Oktober 2024. Jumlah itu naik 11,4% dibanding periode yang sama di tahun 2023 yang sebanyak 284,70 juta.
Di sisi lain, volume transaksi terlihat melandai per Oktober 2024 hanya sekitar 572,09 ribu transaksi. Padahal, di Oktober 2023, volume transaksinya mencapai 630,37 ribu transaksi.
Sementara itu, terkait dengan jumlah mesin ATM, sejumlah perbankan besar di tanah air mengaku telah mengurangi jumlah operasional mesin ATM.
Ambil contoh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang saat ini mengelola kurang lebih 12.884 ATM/CRM. Padahal di akhir 2023, jumlah ATM Bank Mandiri masih mencapai 12.906 unit.
"Memang terdapat penurunan jumlah ATM secara tidak signifikan. Adapun hal tersebut dilakukan dalam rangka optimalisasi ke lokasi yang dapat meningkatkan performa ATM," kata SVP Digital Retail Banking Bank Mandiri Yanto Masyap kepada Kontan.co.id, Rabu (1/1).
Baca Juga: Prospek dan Rekomendasi Saham yang Jadi Top Leaders & Laggards pada 2024
Hal ini pun membuat realisasi transaksi ATM Bank Mandiri sampai dengan November 2024 hanya mencapai 950 juta transaksi di mana hal tersebut mengalami penurunan sejumlah 8% yoy.
Walau demikian, Yanto mengaku belum ada rencana perubahan jumlah ATM. Namun kata Yanto untuk mendukung kebutuhan atas setor tunai yang terus meningkat, terdapat shifting tipe ATM dengan modernisasi berupa ATM dengan kapabilitas setor tunai.
Bank Mandiri disebut Yanto terus melakukan peningkatan layanan kepada nasabah dengan dengan menambah ATM baru yang memiliki kapabilitas berupa setor tunai, sehingga dapat menjadi perpanjangan tangan kantor cabang Bank Mandiri dalam menerima setor tunai dari nasabah.
Selain itu, Bank Mandiri bersama Bank Himbara lain bersinergi dalam menciptakan financial inclussion. Dalam mewujudkan hal tersebut, Bank Mandiri dan Himbara berupaya agar layanan Bank dapat lebih tersebar secara national-wide dan menjangkau nasabah secara lebih luas, terutama pada daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga terlihat mengalami penurunan jumlah ATM yang per September 2024 jumlahnya mencapai 13.388 angka ini menurun dari jumlah di September 2023 yang masih mencapai 13.390 ATM.
Hal ini membuat BNI mencatatkan penurunan transaksi tarik tunai di ATM sebesar 9% YoY per September 2024.
Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting menyatakan, penurunan ini didorong oleh meningkatnya adopsi budaya cashless di masyarakat, seiring dengan perkembangan layanan digital banking yang memudahkan transaksi non-tunai pada channel digital.
Alhasil, justru transai digital BNI melalui aplikasi mobile banking wondr by BNI mengalami peningkatan sebesar 150% yoy pada Oktober 2024. Peningkatan ini utamanya ditopang pertumbuhan transaksi pembayaran menggunakan QRIS yang meningkat 208% YoY.
Baca Juga: Kinerja Sejumlah BPD Tertekan di November 2024
Meski demikian, Mesah Roni menyebut kebutuhan akan transaksi tarik tunai tetap memiliki pangsa pasar tersendiri, terutama di kalangan masyarakat yang masih bergantung pada uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari atau di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau layanan digital.
Berbeda dengan SEVP Digital Business BTN, Thomas Wahyudi yang mengatakan, fasilitas ATM BTN tetap menjadi salah satu kanal penting yang disediakan BTN untuk memenuhi kebutuhan nasabah untuk transaksi yang masih memerlukan uang tunai.
Untuk itu BTN memastikan bahwa jaringan ATM beroperasi optimal untuk memberikan layanan perbankan yang lengkap bagi nasabah dan masyarakat.
Transaksi di mesin ATM BTN juga cenderung stabil dengan growth 2% YoY per November 2024. Menurutnya, tren transaksi masyarakat saat ini sudah beralih ke channel mobile banking baik untuk melakukan transaksi transfer, atau purchase/payment non tunai melalui QRIS.
"Oleh karena itu, transaksi di mobile banking periode hingga November 2024 justru meningkat pesat baik dari sisi jumlah transaksi yang mencapai lebih dari 240% dengan nominal transaksi yang juga meningkat lebih dari 120% yoy.
BTN pun memproyeksikan transaksi tarik tunai di ATM hingga akhir tahun 2024 akan mengalami lonjakan hingga 5-10% dibandingkan dengan rata-rata transaksi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan tunai untuk keperluan belanja, perjalanan, dan perayaan liburan.
Ke depan Bank BTN juga disebut masih akan tetap mempertahankan keberadaan mesin ATM dengan memperkuat kerjasama bersama Himbara dan Jalin, terutama untuk meningkatkan jangkauan jaringan mesin ATM serta fungsi-fungsi menu di mesin ATM agar dapat memberikan layanan optimal kepada nasabah.
Saat ini, BTN mengoperasikan lebih dari 2.000 mesin ATM / CRM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang dimana penempatannya kami prioritaskan di daerah bisnis yang memerlukan layanan cash 24 jam.
Selanjutnya: Wall Street Dibuka Berseri Sambut Perdagangan Pertama 2025
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Ungkap 4 Aset Investasi Ini yang Membuatnya Sangat Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News