kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Perbankan Indonesia dinilai mampu hadapi hantaman pandemi


Rabu, 26 Agustus 2020 / 18:33 WIB
Ekonom: Perbankan Indonesia dinilai mampu hadapi hantaman pandemi
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Maybank


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

"Kalau dilihat dari sisi likuiditas sekarang bahkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun sekarang dimungkinkan untuk bantu likuiditas juga. Pemerintah juga menempatkan dana likuiditas di bank swasta, BUMN dan BUMD. Jadi kalau isu likuiditas sudah diamankan beberapa kebijakan," jelasnya.

Tetapi lanjut Aviliani, kondisi pandemi Covid-19 yang belum selesai dan masih panjang ini diperkirakan akan mempengaruhi profitabilitas perbankan. 

Baca Juga: Sebanyak 20 bank umum sudah manfaatkan pelonggaran denda premi LPS

"Jadi kalau sampai akhir tahun kondisi profit pasti banyak yang turun, mungkin ada 1-2 bank yang tumbuh tapi kemungkinan banyak yang tumbuh menurun tapi kalau sampai negatif tidak hanya penurunan pertumbuhan laba," tambahnya.

Aviliani mengungkapkan, ada dua hal yang menyebabkan penurunan pertumbuhan laba perbankan. Pertama, restrukturisasi kredit secara massal yang otomatis mengurangi income atau pendapatan perbankan. 

"Pertumbuhan kredit turun, atau hanya tumbuh 1,49% di Semester I 2020. Kalau kredit turun otomatis mempengaruhi penjualan dan income. Memang kalau likuiditas so far baik karena pemerintah banyak kebijakan jadi kebanyakan bank sudah terhindar dari masalah likuiditas. Itu bagus untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada bank," ucap Aviliani.

Selain itu, dia juga melihat risiko kredit bermasalah masih aman walaupun ada kecenderungan meningkat di akhir tahun. 

Aviliani menyarankan bank untuk kembali melihat struktur debiturnya baik yang lancar maupun yang direstrukturisasi. 

Hal ini penting untuk menyiapkan dana pencadangan bila program restrukturisasi berakhir. 

"NPL sampai batas atas 5% tidak akan. Walaupun kecenderungan meningkat, tetapi saat ini masih dibawah batas OJK, permodalan masih oke selama restrukturisasi kredit masih berjalan. Dan pekerjaan rumah bank akhir tahun ini yakni melihat kembali struktur debiturnya baik yang lancar maupun restruktur untuk melihat kebutuhan pencadangannya," tutupnya.

Baca Juga: Bunga deposito masih bakal turun lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×