Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan non bunga perbankan tumbuh cukup signifikan hingga kuartal III 2021. Pertumbuhan tidak hanya didorong keuntungan dari transaksi securities, namun pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI) juga tumbuh solid.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya mencatat pendapatan non bunga Rp 24,05 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Itu tumbuh 14,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (year on year/YoY).
Dari pendapatan non bunga itu, FBI menyumbang Rp 12,2 triliun atau tumbuh 8,3% YoY. Ini masih didominasi fee transaksi e-channel yang mencapai Rp 5,08 triliun atau 41% terhadap total FBI perseroan. Jumlahnya naik 3,3% secara YoY. Biaya dari administrasi DPK naik 7,1% jadi Rp 3,29 triliun dan administrasi kredit tumbuh 23,8% YoY menjadi Rp 1,32 triliun.
FBI terkait bisnis asuransi melonjak 74% YoY menjadi Rp 530 miliar. Sedangkan pendapatan dari trade finance dan bisnis internasional turun 4,5% menjadi Rp 1,23 triliun.
Baca Juga: Kakao Bank contoh bank digital sukses, pengamat: Unggul pada pendapatan fee dan NPL
Bank Mandiri mencatatkan pendapatan non bunga secara konsolidasi tumbuh 21,5% YoY menjadi Rp 23,7 triliun dimana FBI dari perseroan saja menyumbang Rp 9,1 triliun atau tumbuh sekitar 15% YoY.
FBI berbasis kredit dan perdagangan tumbuh 29,3% jadi Rp 2,9 triliun, pendapatan dari mutual fund dan bancassurance melonjak 43,4% menjadi Rp 629 miliar, dan pendapatan dari transaksi e-channel naik 16,4% menjadi Rp 2 triliun.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengantongi pendapatan non bunga Rp 1,8 triliun atau tumbuh 11,5% YoY. FBI bank spesialis KPR ini tumbuh 8,03% menjadi Rp 749 miliar. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meraup pendapatan non bunga tumbuh 2,4% jadi Rp 15,4 triliun dengan FBI Rp 10,68 triliun atau tumbuh 11,2%.
PT Bank CIMB Niaga Tbk meraup non interest income Rp 3,4 triliun atau tumbuh 13,7% dimana FBI menyumbang 1,59 triliun atau tumbuh 18%. Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meraup pendapatan non bunga tumbuh 14,2% YoY menjadi Rp 10,2 triliun.
Baca Juga: Layani 2.000 transaksi per detik, BI prediksi akan ada 16,9 miliar transaksi BI Fast
Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya memperkirakan FBI perseroan sampai akhir tahun akan terjaga tumbuh stabil di level sekitar 20% YoY. "Hal ini akan ditopang dengan perbaikan transaksi bisnis dan juga transaksi retail, serta kenaikan fees dari loan dan deposit related," katanya pada KONTAN, Rabu (3/11).
Dia bilang, peluncuran super app Livin by Mandiri diyakini dapat juga turut serta menopang pendapatan fee retail Bank Mandiri ke depan. Sementara launching Kopra yang akan mendukung transaksi nasabah wholesales diharapkan akan mendorong transaksi sehingga berdampak positif pada FBI.
Sementara Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN optimis pihaknya bisa mencatatkan FBI akan terus tumbuh sampai akhir tahun dengan target di atas 9% terhadap total pendapatan BTN.
Hingga kuartal III, FBI BTN memang masih didominasi dari kredit dan dana. Namun, pertumbuhannya lebih didorong dari layanan dan berbagai lini bisnis seperti pembayaran, bisnis kartu, wealth management, jasa wali amanat dan jasa perbankan lainnya. "Kontribusi fee based income per September 2021 sudah mencapai 8,9% dari total pendapatan , naik dari 6,7% pada tahun sebelumnya," jelas Haru.
Untuk mendorong FBI, BTN akan terus mengoptimalkan kantor cabang sebagai point of sales dan layanan, memperkuat digital channel, mengembangkan ekosistem bisnis yang dapat menangkap berbagai peluang usaha setiap nasabah korporasi, dan mendorong penjualan produk wealth management.
Adapun BRI optimistis dapat menjaga kinerja FBI tumbuh di kisaran 8% hingga akhir tahun. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI bilang, pihaknya akan terus berinovasi untuk menciptakan transaksi berbasis CASA dengan menjadi sumber pembayaran pada platform ekosistem digital.
Selain itu BRI juga terus mendorong transaksi melalui penguatan payroll integrated system serta B2B platform on boarding seperti Junio Smart, BRIMOLA, BRISmart dan BRIStore. "Kami juga terus melakukan penetrasi kepada ekosistem pembayaran yang menjadi preferensi nasabah," pungkas Aestika.
Selanjutnya: Dukung pelaku UMKM, OCBC NISP membidik pembiayaan ke agen Lion Parcel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News