Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending CROWDE menyalurkan pinjaman sebesar Rp 51 miliar sepanjang 2018. Pinjaman ini diberikan kepada 10.000 pelaku usaha agrikultur yang terdiri dari petani, peternak, nelayan, dan petambak di Indonesia.
Pinjaman tersebut berasal dari sekitar 23 ribu pemberi pinjaman melalui 1.591 proyek permodalan yang tersirkulasi di platform CROWDE. Tahun ini, CROWDE menargetkan bisa menyalurkan pinjaman hingga sekitar Rp 200 miliar yang tersebar di seluruh Pulau Jawa.
"Tahun ini, proyek usaha tani yang kami modali, tidak lagi hanya berfokus di wilayah Jawa Barat tapi sudah meluas ke provinsi lainnya,” kata Head of Marketing CROWDE Afifa Urfani, Senin (4/3) dalam keterangan tertulisnya.
Sebelumnya, pada 2018, jumlah paguyuban binaan CROWDE mencapai 17 paguyuban. Padahal, per 2017 jumlah paguyuban binaannya baru ada satu kelompok, yakni di Pangalengan, Jawa Barat.
Paguyuban-paguyuban ini mendapatkan edukasi seputar spiritual, sosial, dan pendalaman mengenai agrikultur. Mereka juga diajarakan tentang pemanfaatan teknologi, inovasi dalam pengelolaan usaha, serta pengetahuan pemasaran hasil produksi.
“Kelompok paguyuban dibentuk untuk mempersiapkan petani sebagai aktor yang akan menjalankan proyek permodalan. CROWDE juga memiliki visi ingin merevolusi sistem pengelolaan agrikultur di Indonesia dengan menjadi mitra bagi para pelakunya," kata Chief Executive Officer CROWDE Yohanes Sugihtononugroho.
CROWDE optimis bisa terus bertahan dan berkembang. Alasannya, masih ada 39,7 juta jiwa petani di Indonesia dengan luas lahan garapan yang mencapai 7,1 juta hektar yang membutuhkan bantuan, baik pelatihan dan permodalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News