kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Gap Lebar antara Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah pada 2025, Ini Kata OJK


Minggu, 04 Mei 2025 / 21:30 WIB
Gap Lebar antara Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah pada 2025, Ini Kata OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inklusi keuangan syariah masih jauh tertinggal atau gap-nya masih begitu lebar, jika dibandingkan tingkat literasi keuangan syariah pada 2025.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, tingkat literasi keuangan syariah pada 2025 mencapai 43,42%, sedangkan tingkat inklusi keuangan syariah pada 2025 hanya sebesar 13,41%.

Mengenai hal itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengataka gap literasi dan inklusi keuangan syariah terbilang jauh karena belum meratanya akses keuangan syariah.

Baca Juga: Manfaatkan Momentum Ramadan, Prudential Syariah Pacu Literasi Keuangan Syariah

"Kenapa masih ada gap? Karena, memang belum merata," ucapnya dalam konferensi pers di gedung Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta Pusat, Jumat (2/4).

Friderica menerangkan pihaknya sempat bertemu dengan pelaku sektor jasa keuangan syariah dan salah satu yang disoroti memang terkait inklusi keuangan syariah.

Dia bilang salah satu yang menjadi masukan dari para pelaku jasa keuangan syariah adalah upaya dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sektor jasa keuangan syariah.

"Saya selalu menyampaikan kepada Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) syariah, bahwa masyarakat itu sebenarnya banyak sekali yang ingin melakukan inklusi atau akses terhadap sektor jasa keuangan syariah. Namun, mereka tidak mendapatkan akses yang diharapkan," tuturnya.

Baca Juga: BCA Syariah tingkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah untuk perempuan

Friderica menerangkan salah satu contohnya, yaitu membuka rekening syariah. Dia menyampaikan Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) di bank syariah itu masih belum maksimal. 

"Jadi, saya pernah bertemu masyarakat di Pulau Jawa bahwa mereka menyampaikan ingin melakukan akses kepada perbankan syariah, tetapi belum bisa. Sebab, memang Laku Pandai-nya tidak sampai," katanya.

Friderica menyebut hal itu yang menjadi tantangan untuk mendorong akses yang lebih luas, termasuk di sektor syariah. Dia berpendapat sebenarnya upaya yang bisa dilakukan, seperti kerja sama dengan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank nasional. 

"Jadi, memang perlu dipikirkan banyak inovasi-inovasi supaya meningkatkan akses masyarakat kepada PUJK syariah," ujarnya.

Selain itu, Friderica menyampaikan OJK juga terus mendorong supaya PUJK syariah, termasuk bank syariah, juga bisa memiliki Laku Pandai sampai ke daerah-daerah lain, kemudian mendorong menciptakan produk syariah yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat. 

Baca Juga: Pangsa Pasar Stagnan, JMA Syariah Genjot Literasi Keuangan Syariah

"Hal itu juga menarik, karena banyak masyarakat menyampaikan sebenarnya ingin menggunakan produk syariah, tetapi produknya tak sesuai harapan mereka," ungkapnya.

Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mendorong inklusi keuangan syariah, Friderica mengatakan pihaknya cukup senang dengan hasil literasi keuangan syariah yang tercatat meningkat. Dia bilang pada 2024, indeks literasi keuangan syariah mencapai 39,11%, yang mana meningkat cukup pesat dari tahun sebelumnya yang sebesar 12%.

Secara keseluruhan, Friderica menyampaikan indeks literasi keuangan nasional meningkat menjadi 66,46% pada 2025, dari pencapaian pada 2024 yang sebesar 65,43%. Indeks inklusi keuangan nasional meningkat menjadi 80,51% pada 2025, dari 75,02% pada 2024.

Friderica bilang OJK akan terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan ke depannya. Dia menyebut fokus OJK untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan baik secara konvensional maupun syariah tertuang dalam Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (2023-2027), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045. 

Baca Juga: Pangsa Pasar Stagnan, JMA Syariah Genjot Literasi Keuangan Syariah

Sebagai informasi, pengumpulan data SNLIK 2025 dilakukan pada periode 13 Januari 2025 hingga 11 Februari 2025. Adapun target respondennya anggota rumah tangga (individu terpilih) dengan usia 15-79 tahun. Jumlah sampel mencapai 10.800 responden, dengan response rate sebesar 99,56%. 

Selanjutnya: Link Live Streaming Chelsea vs Liverpool di Liga Inggris Pukul 22.30 WIB

Menarik Dibaca: 10 Jus Buah untuk Penderita Asam Lambung yang Aman Dikonsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×