kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Menilik Upaya AFPI Mendorong Literasi Keuangan Syariah


Rabu, 26 Maret 2025 / 17:30 WIB
Menilik Upaya AFPI Mendorong Literasi Keuangan Syariah
ILUSTRASI. AFPI journalist workshop di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (22/1/2025).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di era digital yang semakin berkembang, industri pinjaman daring (pindar)  telah menjadi bagian penting dalam ekosistem keuangan di Indonesia. Untuk itu, literasi keuangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan keuangan, investasi, serta penggunaan layanan keuangan digital. 

Dalam konteks ini, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memainkan peran penting dalam mendorong literasi keuangan,  termasuk literasi keuangan syariah. 

Tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, tingkat literasi keuangan syariah baru mencapai 39,11%, sementara tingkat inklusi keuangan syariah mencapai 12,88%

Untuk mendorong literasi keuangan, AFPI telah menggelar berbagai program. Teranyar, asosiasi ini menggelar Amaliyah Ramadan bertajuk "Pindar Berbagi Berkah Ramadan" di Masjid Istiqlal pada 24 Maret 2025. Acara ini bertujuan untuk memperkuat literasi keuangan syariah serta meningkatkan inklusi keuangan masyarakat melalui platform pinjaman daring (Pindar) syariah.

Baca Juga: AFPI Dukung Adanya Asuransi Khusus untuk Fintech P2P Lending

Rangkaian acara meliputi talk show Pindar dengan narasumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AFPI, dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), penyerahan santunan infaq berupa 4.000 box Iftar Ramadan untuk jemaah, penandatanganan MoU pengembangan ekosistem fintech syariah antara AFPI, AFSI, dan Masjid Istiqlal dan lain-lain. 

Sekretaris Jenderal AFPI Ronald Andi Kasim menyampaikan kegiatan tersebut merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Pindar Ramadan AFPI. Sebelumnya, AFPI telah menggelar Brainwave Ramadan Session dan Power Breakfasting guna membahas isu seputar Pindar bersama platform anggota dan pemangku kepentingan lainnya.

“Kegiatan ini momentum untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai fintech lending berbasis syariah. Sebagai platform pendanaan yang bertanggung jawab, Pindar hadir untuk mendukung inklusi keuangan masyarakat, terutama dalam pemberdayaan ekonomi umat,” kata Ronald dalam keterangannya, Rabu (26/3).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Klaster Syariah AFPI Chairul Aslam mengatakan bonus demografi di Indonesia memunculkan populasi anak muda yang semakin melek digital dan menginginkan layanan investasi berbasis syariah. 

Per November 2024, penyaluran dana melalui Pindar syariah telah mencapai Rp234,21 miliar, dengan total outstanding sebesar Rp1,38 triliun. Tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) juga cukup baik di angka 98,88%.

Baca Juga: AFPI: Pinjol Ilegal Rugikan Industri Fintech Lending

Meskipun minat terhadap Pindar syariah tetap kuat, industri ini masih menghadapi tantangan, seperti rendahnya pemahaman masyarakat mengenai skema syariah dibandingkan dengan fintech konvensional.

Ke depan, kata dia, fintech syariah akan terus melakukan inovasi termasuk kerja sama dengan bank syariah. Kolaborasi ini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

“Apalagi regulasi saat ini telah membuka peluang kerja sama antara Pindar Syariah dan perbankan melalui skema channeling dan referral. Kolaborasi yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir ini diharapkan terus berkembang guna memberikan akses pembiayaan yang lebih luas bagi masyarakat,” ujar Chairul.

Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Mohammad Ismail Riyadi mengakui penetrasi fintech syariah masih rendah termasuk inklusi keuangannya. Hasil survei OJK menyebutkan produk syariah baru memenuhi sebesar 12,8% dari permintaan pasar. Sedangkan literasi keuangan syariah baru mencapai 4% di seluruh Indonesia.

“Untuk itu kami membutuhkan peranan pelaku usaha seperti AFPI dan AFSI untuk mengadakan acara seperti ini, demi mendukung peningkatan literasi keuangan syariah.” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×