Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sama dengan BNI, penyumbang terbesar NPL Bank Jatim juga bersumber dari segmen komersial. Merujuk presentasi perusahaan, segmen komersial Bank Jatim memang punya NPL segunung mencapai 8,64% pada periode September 2019. Kendati demikian, posisi ini turun signifikan dibandingkan September 2018 yang menembus 14,45%.
Sementara itu, bank daerah lain seperti PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) mengakui kalau posisi kredit bermasalah masih cukup tinggi. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar bilang per September 2019 NPL perseroan mencapai 5,05%. Meningkat jika dibandingkan posisi September 2018 sebesar 4,59%.
Penyebab masih tingginya NPL perusahaan tak lain disebabkan oleh kondisi beberapa sektor komoditas yang belum membaik. "Rata-rata NPL kami dari sektor perkebunan," singkat Syahdan.
Baca Juga: Implementasikan QRIS, LinkAja lakukan digitalisasi pasar
Melalui strategi penagihan yang mulai digalakkan sejak awal tahun serta restrukturisasi. Bank milik pemerintah provinsi Sumatera Utara ini yakin NPL bisa di bawah 4% pada akhir 2019.
Senada dengan Bank Sumut, Direktur Kepatuhan PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) I Made Mudiastra juga menyatakan NPL sedikit mengalami kenaikan.
Namun, hal ini disebabkan oleh salah satu debitur korporasi perusahaan yang mengalami penurunan kinerja di bulan Agustus. "Tapi di bulan September 2019 sudah ada penyelesaian, sektor korporasi masih perlu diwaspadai," terangnya.
Adapun, rasio NPL BWS diakui masih lebih rendah dibandingkan industri yakni di bawah 2%. Pihaknya memastikan, kondisi NPL akan menurun di akhir 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News