Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Global Credit Rating, lembaga pemeringkat internasional, mendapuk PT Avrist Assurance dengan peringkat A+ (A plus). Prospek peringkat stabil tersebut mencerminkan kekuatan keuangan nasional atau peringkat BB- (double B minus) untuk peringkat kekuatan keuangan internasional.
Peringkat ini diperoleh Avrist berdasarkan penilaian hasil kinerja keuangan tahun lalu dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yakni kuatnya posisi pasar dan pengalaman Avrist di industri asuransi jiwa nasional, didukung dengan tim manajemen yang solid dan ahli yang profesional.
Direktur Utama Avrist Harry Harmain Diah mengatakan, peringkat yang disematkan Global Credit Rating ini juga dikarenakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka menengah. Tidak hanya itu, Avrist dalam tiga tahun terakhir juga meraih pertumbuhan laba perusahaan dan memiliki permodalan yang kuat.
“Peringkat dari Global Credit Rating ini mengindikasikan posisi Avrist yang semakin kokoh berdaya saing dan teamwork dari entitas manajemen atas hingga bawah yang solid. Ke depan, Avrist akan senantiasa mengembangkan dan mempersiapkan strategi perluasan bisnis yang lebih matang,” ujarnya lewat siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (13/11).
Rasio kecukupan modal atawa risk based capital (RBC) dan rasio tingkat kesehatan keuangan Avrist juga cukup tinggi. Pada kuartal ketiga tahun ini, nilai RBC Avrist berada pada level 605,88% atau jauh di atas ketentuan pemerintah sebesar 120%. Semakin sehat rasio kesehatan perusahaan asuransi, makin tinggi segi keamanan finansial nasabah dan tentunya kemampuan tinggi dalam membayar klaim.
Dari sisi aset perusahaan, Avrist membukukan aset sebesar Rp 9,6 triliun sampai kuartal ketiga ini, terdiri dari aset konvensional dana aset unit usaha syariah Avrist. Kepemilikan aset ini meningkat dan menempatkan perseroan pada peringkat ke-10 di industri asuransi jiwa Indonesia. “Ini menunjukkan posisi aset Avrist semakin kuat dan stabil,” terang Harry.
Adapun, dari sisi pembayaran klaim, Avrist merogoh kocek hingga Rp 1,60 triliun, termasuk klaim jatuh tempo, klaim penarikan dana sebagian untuk produk asuransi jiwa berbasis investasi (unitlink) dan klaim penebusan, serta klaim proteksi. “Kami optimistis, kinerja Avrist di tahun yang akan datang terus bertumbuh dan siap berkompetisi dalam Masyarakat Ekonomi Asean 2015,” pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News