kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Hingga Februari 2018, unitlink saham bagikan imbal hasil paling tinggi


Rabu, 07 Maret 2018 / 16:25 WIB
Hingga Februari 2018, unitlink saham bagikan imbal hasil paling tinggi
ILUSTRASI.


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, kinerja unitlink saham masih memimpin dibandikan dengan unitlink jenis lainnya. Data Infovesta Utama menunjukkan, selama dua bulan atau hingga Februari 2018, imbal hasil yang ditorehkan unitlink saham sebesar 3,88%.

Sedangkan di posisi kedua, untilink berjenis campuran mencatatkan return sebesar 1,29%. Lalu posisi berikutnya unitlink pendapatan tetap mencetak imbal hasil minus 0,04%.

Senior Research Analyst Infovesta Utama Praska Putrantyo mengatakan, positifnya kinerja unitlink saham awal tahun ini terdorong oleh indeks harga saham gabungan (IHSG) yang juga mencatatkan kinerja positif. Secara year to date (ytd) sampai Februari, IHSG tumbuh 3,80%.

Sementara, indeks obligasi negara maupun korporasi masing-masing mencetak kinerja apik dengan return 0,01% dan 1,42%. Kendati memang, kata Praska, selama bulan Februari 2018, keseluruhan unitlink membukukan kinerja negatif di mana unitlink saham minus 0,54%, campuran minus 0,59% dan pendapatan tetap menciut 0,61%.

"Pelemahan sepanjang Februari 2018 itu seiring koreksi pada indeks acuan masing-masing, yakni IHSG turun 0,13% maupun indeks obligasi negara yang susut 0,79%," kata Praska kepada Kontan.co.id, Selasa, (6/3).

Sentimen-sentimen global, terutama lonjakan yield obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun berdampak negatif pada pasar modal, terutama di pasar surat utang negara (SUN). Bahkan, dana investor asing di SUN sepanjang Februari 2018 menyusut sekitar Rp 21,5 triliun menjadi ke Rp 848,22 triliun. Sementara di pasar saham terjadi net sell asing sebanyak Rp 9,8 triliun.

Menurut Praska, prospek keseluruhan kinerja untilink sepanjang 2018 masih positif. Hanya saja terdapat tantangan-tantangan ke depan baik dari faktor internal maupun eksternal yang diperkirakan dapat membuat laju indeks pasar (benchmark) tidak secemerlang tahun lalu.

"Seperti isu kenaikan suku bunga The Fed, tekanan pada kurs rupiah, arus dana asing yang keluar, hingga jelang tahun politik," ujar Praska.

Adapun Praska meramal hingga akhir tahun, unitlink saham mencetak imbal hasil  8%-12%. Lalu, imbal hasil unitlink campuran 6%-8% dan unitlink pendapatan tetap sebesar 4%-6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×