kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Ini Sejumlah Peluang yang Bisa Dioptimalkan Reasuransi untuk Tingkatkan Ekuitas


Selasa, 25 November 2025 / 17:50 WIB
Ini Sejumlah Peluang yang Bisa Dioptimalkan Reasuransi untuk Tingkatkan Ekuitas
ILUSTRASI. Ketua Umum AAUI Budi Herawan. AAUI ungkap peluang reasuransi nasional tingkatkan ekuitas di 2025, didorong regulasi OJK dan potensi pasar.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyampaikan, ada sejumlah peluang yang bisa dioptimalkan perusahaan reasuransi untuk meningkatkan ekuitas.

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan peluangnya, yakni dorongan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan kapasitas reasuransi domestik guna menahan premi di dalam negeri sehingga dapat mengurangi transfer risiko ke luar negeri. 

"Hal itu berpotensi meningkatkan volume premi yang dikelola reasuransi nasional," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (25/11/2025).

Baca Juga: Kinerja Asuransi Kendaraan Belum Pulih, Begini Respons Sejumlah Pemain

Selain itu, Budi menambahkan kinerja industri reasuransi sangat sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dia bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif berpotensi meningkatkan permintaan produk asuransi. Pada gilirannya, bisa berdampak juga terhadap peningkatan bisnis reasuransi.

Peluang lainnya, yakni masih rendahnya tingkat penetrasi asuransi di Indonesia. Budi bilang hal tersebut menandakan potensi pasar yang besar untuk digarap, baik untuk asuransi konvensional maupun syariah. Ujungnya, industri reasuransi bisa terkena dampak positif jika tingkat penetrasi asuransi meningkat.

Meski ada peluang, Budi menyebut terdapat juga tantangan yang bisa menghadang reasuransi dalam meningkatkan permodalan. Dia bilang salah satunya mengenai aturan pemenuhan ekuitas minimum yang dicanangkan OJK.

"Pemenuhan ekuitas minimum adalah tantangan terbesar. Batas ekuitas minimum yang tinggi mencapai Rp 2 triliun untuk KPPE 2 pada 2028 memaksa perusahaan untuk segera mencari modal anorganik atau melakukan konsolidasi," tuturnya.

Budi menerangkan kenaikan ekuitas minimum juga akan mempengaruhi strategi own retention yang perlu secara prudent dipertimbangkan, baik secara risk appetite maupun risk tolerance oleh perusahaan reasuransi.

Baca Juga: AAUI: Peluang Reasuransi Tingkatkan Ekuitas Dengan Cara Organik Masih Terbuka

Selain itu, dia bilang masih tingginya premi asuransi/reasuransi yang ditransfer ke reasuradur luar negeri (cession/outward reinsurance) menyebabkan defisit yang besar pada neraca transaksi berjalan. Dengan demikian, reasuransi nasional masih memiliki keterbatasan kapasitas untuk menanggung risiko-risiko berskala besar dan kompleks.

Ditambah, tantangan datang dari persaingan global. Oleh karena itu, Budi mengatakan reasuransi nasional harus bersaing dengan reasuradur global yang memiliki modal lebih besar dan kemampuan teknis yang lebih canggih.

Budi menerangkan perusahaan reasuransi juga butuh beradaptasi dengan transformasi digital dan meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di tengah kompleksitas risiko dan perubahan standar akuntansi, seperti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 117). Dia bilang kedua hal tersebut menjadi tantangan operasional dan biaya bagi reasuransi.

"Terdapat juga tantangan risiko ekonomi makro, seperti inflasi, pelemahan daya beli masyarakat, dan suku bunga tinggi yang dapat mempengaruhi permintaan produk asuransi dan kinerja investasi reasuransi," kata Budi.

Sebagai informasi, data AAUI mencatat pendapatan premi industri reasuransi sebesar Rp 14,53 triliun per kuartal III-2025, atau tumbuh sebesar 11% secara Year on Year (YoY). 

Selanjutnya: Energi Mega Persada (ENRG) Jadi Pengendali Tunggal KKS Kangean

Menarik Dibaca: Apakah Roti Gandum Bagus untuk Diet atau Tidak? Cari Tahu di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×