Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan nasabah kaya di perbankan semakin tambun. Dalam menjaring semakin banyak nasabah kaya, sejumlah perbankan pun melakukan berbagai strategi.
Jika dilihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat simpanan di atas nominal Rp 5 miliar tumbuh 10,6% secara tahunan (YoY) per April 2024, dengan total nilai sebesar Rp 4.691 triliun.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan Maret sebelumnya yang tumbuh 9,1% yoy, dengan total nilai Rp 4.672 triliun.
Sejalan dengan itu, jumlah distribusi rekening simpanan nasabah kaya juga meningkat, yakni tumbuh 8,3% yoy dengan jumlah 139.695 account per April 2024.
Jika dibandingkan dengan simpanan tiering lainnya, simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar merupakan yang paling tinggi pertumbuhannya dibandingkan simpanan dengan tiering lainnya.
Baca Juga: Sasar Segmen Affluent, HSBC Indonesia Resmikan Pembukaan Lounge di Plaza Indonesia
PT Bank HSBC Indonesia misalnya, dalam memperluas nasabah segmen pasar affluent, pihaknya menerapkan strategi dengan menggandeng Plaza Indonesia dalam kolaborasi strategis.
"Dengan strategi ini, perusahaan membidik pertumbuhan bisnis dari bisnis wealth management dapat tumbuh double digit pada tahun ini," kata Direktur Wealth and Personal Banking HSBC Indonesia Lanny Hendra, Rabu (26/6).
Lebih lanjut Lanny menerangkan, pihaknya terus memberikan layanan dan keuntungan istimewa bagi nasabah affluent melalui tiga pilar, yaitu pengelolaan kekayaan, konektivitas internasional, dan gaya hidup.
Menurut Lanny, dengan berkolaborasi bersama Plaza Indonesia, HSBC makin mudah menargetkan segmen affluent dan premium lewat pusat perbelanjaan. Bahkan, inovasi atas layanan ini didasarkan atas kebutuhan gaya hidup kelas affluent generasi kedua yang semakin berkembang.
Di tahun ini pihaknya juga menargetkan pertumbuhan bisnis dari wealth management capai double digit.
Sementara itu, dalam menjaring semakin banyak nasabah kaya, PT Bank Mega Syariah melakukan strategi dengan merelokasi kantor Cabang Pembantu (KCP)
"Relokasi kantor cabang menjadi salah satu upaya dalam mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah sekaligus menggarap potensi nasabah kelas menengah atas, dan diharapkan kehadiran KCP Kelapa Gading sebagai salah satu cabang priority banking dapat meningkatkan pertumbuhan volume DPK dari sisi ritel" ucap Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji.
Baca Juga: Wealth Management Bank Singapura Punya Risiko Pencucian Uang Tertinggi
Sebagai upaya mendukung layanan yang optimal bagi nasabah prioritas, kata Rasmoro, KCP Kelapa Gading dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti lounge atau ruang khusus hingga layanan eksklusif lainnya, seperti fasilitas safe deposit box, CT Corp lifestyle privileges dan lainnya.
Di samping itu, pihaknya juga akan meningkatkan pertumbuhan bisnis priority banking melalui produk-produk berbasis fee seperti wealth management. Tercatat per Mei 2024, total kelolaan DPK Bank Mega Syariah tumbuh 6,67% menjadi lebih dari Rp10 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2023.
Sejalan dengan pertumbuhan DPK, pada periode yang sama, total CASA juga meningkat 3,60% menjadi lebih dari Rp2,9 triliun. Sementara, porsi CASA terhadap DPK di Mei 2024 tercatat 28,90%. Lebih baik dari Mei 2023 yang berada di posisi 27,11%.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb), Yuddy Renaldi mengatakan, tabungan dari nasabah tier-1 yang di kelola melalui layanan prioritas tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 10% YoY sampai dengan Mei2024, sedangkan dana individu secara umum di tabungan tumbuh 27,9% yoy.
"Segmen ini kami lihat memiliki prospek yang baik untuk terus bertumbuh sejalan dengan strategi kami dalam terus memberikan layanan terbaik untuk peningkatan dana murah," ujarnya.
Baca Juga: Nasabah Tajir Makin Banyak Simpan Dana di Perbankan, Pertanda Apa?
Secara total DPK per Mei 2024 di bank bjb juga terlihat tumbuh 15,5% yoy, dengan dana ritel yang pada umumnya menggunakan produk tabungan dengan pertumbuhan 27,9%.
"Kami tidak menargetkan pertumbuhan yang spesifik untuk DPK, namun bersifat mengimbangi dari penyaluran kredit yang dilakukan dengan menjaga LDR optimal di level 90%-92%," tambahnya.
Untuk mengakomodir kebutuhan investasi dari nasabah-nasabah dengan simpanan besar ini pihaknya terus memperkaya produk-produk investasi khususnya reksadana sehingga dapat menjadi alternatif investasi bagi para nasabah yang pihaknya kelola.
Sementara itu, Robby Mondong Wakil Direktur Utama KB Bank bilang, kalau saat ini, nilai aset kelolaan dari portfolio produk-produk wealth management KB Bank sendiri baru sekitar 8% total AUM (asset under management) nasabah prioritas, sehingga masih tersedia ruang yang luas untuk bertumbuh.
"Potensi pertumbuhan ini pula yang menjadikan bisnis ini menarik, dimana mendorong kami untuk dapat terus memahami kebutuhan dan dapat bertumbuh bersama nasabah-nasabah KB Bank," ucapnya.
Baca Juga: Bisnis Wealth Management Sejumlah Bank Syariah Menggeliat pada 2024
Dengan ruang pertumbuhan yang masih sangat besar, pihaknya meyakini kedepannya segmen ini dapat memberikan kontribusi pertumbuhan yang signifikan. Saat ini, kontribusi dari segmen wealth management terhadap pendapatan bank non bunga KB Bank kurang dari 1%.
Di sisi lain, Kontribusi nasabah-nasabah prioritas KB Bank terhadap pengumpulan DPK, saat ini sekitar Rp 8,5 triliun dari total DPK KB Bank.
Saat ini KB Bank juga mengelola AUM dari 3.000 lebih nasabah prioritas sebesar Rp 9,2 triliun, jumlah ini meningkat sebesar Rp 72 miliar dibandingkan AUM pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kami menargetkan pertumbuhan sebesar 40% untuk jumlah nasabah prioritas pada akhir tahun 2024 nanti, mencapai 4.500 nasabah dengan jumlah AUM sebesar Rp 11,7 triliun," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News