kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah Top 10 Unitlink Pendapatan Tetap dengan Return Terbesar hingga November 2023


Rabu, 13 Desember 2023 / 20:02 WIB
Inilah Top 10 Unitlink Pendapatan Tetap dengan Return Terbesar hingga November 2023
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembayaran premi asuransi jiwa unitlink melalui kanal digital di tangerang Selatan, Rabu (30/8/2023). Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat premi asuransi jiwa masih melanjutkan penurunan sebesar 9,9% atau Rp 9,45 triliun menjadi Rp 86,23 triliun di semester I-2023, bila dibandingkan tahun lalu di periode yang sama yakni Rp 95,68 triliun. Penurunan premi salah satunya disebabkan oleh premi unit link yang masih negatif 24,95% secara tahunan menjadi Rp 42,56 triliun di semester I-2023./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/08/2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semua jenis unitlink mencatatkan kinerja positif hingga November 2023 atau secara year to date (YTD). Adapun imbal hasil (return) unitlink pendapatan tetap menjadi yang paling moncer di antara semua jenis unitlink secara YTD. 

Berdasarkan data Infovesta Utama dari Januari 2023 hingga November 2023, tercatat unitlink pendapatan tetap mencatatkan rata-rata imbal hasil (return) sebesar 2,59% secara YTD. Selain itu, rata-rata imbal hasil unitlink campuran sebesar 0,97% YTD, kemudian rata-rata imbal hasil unitlink saham sebesar 0,60% ytd, lalu unitlink pasar uang sebesar 2,27% YTD.

Adapun produk High Yield Income Fund, menempati posisi teratas dengan imbal hasil 8,46% YTD. Diikuti produk IFG Link Pendapatan Tetap, yakni memberikan return 8,32% ytd.

Baca Juga: BNI Life Optimistis Produk Unitlink Pendapatan Tetap Tumbuh di Tahun Depan

Posisi ketiga ditempati Century Pro-Fixed dengan imbal hasil 7,67% ytd. Keempat diduduki oleh Carlink Pro Ultimate Fixed memberikan imbal hasil 7,66% ytd. Selanjutnya, posisi kelima ditempati produk Simas Fund Rupiah yang memberikan imbal hasil memberikan imbal hasil 7,02% ytd.

Posisi keenam ditempati MNC Pasar Uang Dana Aman dengan imbal hasil 6,93% ytd. Kemudian, posisi ketujuh diduduki CARLink Pro-Fixed memberikan imbal hasil 6,80% ytd. 

Selanjutnya, ada produk dari BNI Life, yakni BLife Link Pendapatan Tetap Stabil Plus, yang menduduki posisi kedelapan dengan memberikan imbal hasil 6,69% ytd. 

Terkait produk BLife Link Pendapatan Tetap Stabil Plus, Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan optimistis produk tersebut akan bertumbuh di 2024.

"Sesuai dengan nama fund tersebut, strategi yang ditetapkan juga untuk menjaga kestabilan fund tersebut sehingga diproyeksikan akan tetap tumbuh pada tahun depan," ujarnya.

Baca Juga: AAJI Proyeksikan Produk Unitlink Masih Berpotensi Ambil Alih Porsi Tradisional

Pada 2024, Eben menerangkan potensi yield obligasi kemungkinan akan mengalami penurunan sehingga kinerja unitlink pendapatan tetap diproyeksikan bertumbuh positif.

Jika dengan bunga turun, biasanya harga obligasi akan naik. Artinya, kinerja unitlink pendapatan tetap bisa naik. Untuk memanfaatkan momentum tersebut, Eben berpendapat kenaikan harga itu bisa dimanfaatkan dengan aksi trading untuk realized gain.

Dia pun menjelaskan perusahaan akan banyak menempatkan di obligasi negara dan selektif pada obligasi korporasi dengan minimum rating A-, sesuai kebijakan investasi BNI Life.

Eben pun menyampaikan ada hal yang perlu diwaspadai perusahaan pada tahun depan, yakni terkait dengan isu geo political dan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara global karena suku bunga yang masih tinggi di 2024.

Di bawah produk BNI Life, ada Carlisya Pro Fixed yang menempati posisi kesembilan dengan imbal hasil 6,64% YTD. Selanjutnya, posisi kesepuluh ditempati produk Excellink-Fixed Income Syariah yang memberikan imbal hasil 6,40% YTD.

Selain kesepuluh produk unitlink pendapatan tetap dengan imbal hasil tertinggi itu, ada juga produk dari BRI Life yang juga mencatatkan kinerja positif. Adapun produk tersebut, yakni Darlink Stabil Syariah dengan imbal hasil 5,21% YTD.

Baca Juga: Allianz Life Indonesia Catat Kinerja Unitlink Saham di Pasar Indonesia Tertekan

Mengenai prospek produk unitlink pendapatan tetap, Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming menjelaskan kinerja unitlink pendapatan tetap tahun 2024 masih berpotensi baik dengan adanya proyeksi interest rate yang akan turun baik di Indonesia maupun Amerika Serikat (AS), dengan inflasi yang stabil. 

"Penurunan interest rate tersebut akan berdampak terhadap kenaikan harga obligasi yang memengaruhi kinerja unitlink pendapatan tetap," katanya.

Lim menjelaskan pertumbuhan unitlink pendapatan tetap saat ini cenderung stabil dan produk unitlink BRI Life sudah sesuai dengan SEOJK No.5 tahun 2022 tentang Produk Paydi. 

Jika bunga turun, biasanya harga obligasi akan naik. Artinya, kinerja unitlink pendapatan tetap bisa naik. Untuk memanfaatkan momentum tersebut, dia bilang BRI Life akan menerapkan pengelolaan aset dan liabiltasnya dilakukan secara matching tenor, strategi portofolio dioptimalkan dengan memperpanjang durasi aset, dengan penempatan pada obligasi pemerintah atau obligasi korporasi karena mayoritas produk BRI Life dalam bentuk Long Term Protection.

Lim juga menyampaikan BRI Life akan tetap menerapkan kebijakan investasi yang prudent dengan tetap memberikan return yang optimal ke depannya. Sampai dengan November 2023, dia bilang instrumen penempatan aset investasi Bri Life masih didominasi pada obligasi negara, obligasi korporasi (di atas rating investment grade), dan reksadana. 

Baca Juga: Generali Proyeksikan Premi Asuransi Tradisional dan Unitlink Masih Tumbuh di 2024

"Komposisi penempatan tersebut berbeda dengan kondisi pada industri asuransi jiwa yang dominan menempatkan dalam komponen SUN dan Saham," ungkapnya.

Pada 2024, Lim menyebut BRI Life akan berfokus terhadap penjualan asuransi Produk Proteksi Tradisional dengan tetap mewaspadai segala risiko yang mungkin terjadi pada tahun depan, termasuk lini kerja unitlink pendapatan tetap. 

Mengenai prospek kinerja unitlink pendapatan tetap ke depannya, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, kinerja produk unitlink ke depannya bergantung pada berbagai hal. Dia bilang dapat dipengaruhi dari prospek underlying produknya, yakni obligasi dan saham.

"Adapun prospek kinerja dua-duanya cukup positif tahun depan di tengah ekspektasi perlambatan ekonomi global. Target IHSG tahun depan sebesar 4,15% mencapai level 7.500," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×