Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jamkrida Kaltim (Kalimantan Timur) memproyeksikan bisnis industri penjaminan pada tahun depan akan diwarnai berbagai tantangan. Direktur Utama PT Jamkrida Kaltim Agus Wahyudin mengatakan salah satu tantangannya, yakni makin kompleksnya dari sisi regulasi.
"Kompleksnya regulasi dari regulator berpotensi menurunkan minat calon debitur untuk menggunakan produk dari perusahaan penjamin," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Selain itu, tantangan juga datang dari turunnya kemampuan daerah untuk belanja barang jasa. Agus menerangkan kinerja perusahaan penjaminan bisa saja terdampak adanya isu penurunan Transfer ke Daerah (TKD) yang mengakibatkan turunnya belanja pemerintah di sektor pembangunan atau pengadaan barang jasa.
Sebagai gambaran, anggaran Dinas PUPR Provinsi Kaltim Tahun 2026 menurun, menjadi hanya Rp 834 miliar, padahal anggaran 2025 sebesar Rp 3,6 triliun. Dia menjelaskan dengan turunnya anggaran pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota di Kaltim, berpotensi menyebabkan turunnya pencapaian target untuk produk suretyship dan penjaminan kredit konstruksi.
Baca Juga: Strategi Jamkrida Kaltim Jaga Kinerja Bisnis
Untuk kredit multiguna, Agus memperkirakan potensi masih cukup bersar dipicu banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Kaltim yang memerlukan pembiayaan. Untuk penjaminan produktif atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Jamkrida Kaltim masih berharap izin dan legalitas untuk menjamin Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah tercapai tahun depan, sehingga penjaminan kredit KUR bisa dilaksanakan.
"Meski terdapat tantangan, proyeksi industri penjaminan tahun depan diharapkan tetap bisa bertahan seperti tahun ini," ucapnya.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan Jamkrida Kaltim menyiapkan beberapa strategi untuk mendorong kinerja pada tahun. Strateginya, yaitu optimal melakukan market penetration dan market development.
Baca Juga: Jamkrida Kaltim Kantongi Perolehan Laba Sebesar Rp 6,02 Miliar per Juli 2025
Secara rinci, Agus mengatakan market penetration akan optimal dilakukan untuk menggali potensi pasar di daerah-daerah yang selama ini sudah memakai produk penjaminan. Dengan demikian, perusahaan dapat mendapatkan porsi penjaminan yang lebih besar dari sebelumnya.
"Untuk market development, kami akan fokus memasarkan produk-produk penjaminan di daerah-daerah yang belum memakai produk penjaminan," kata Agus.
Terkait kinerja, Agus menyampaikan nilai penjaminan yang telah dibukukan Jamkrida Kaltim per November 2025 sebesar Rp 1,7 triliun. Adapun perusahaan menargetkan nilai penjaminan dapat mencapai Rp 1,8 triliun.
Baca Juga: Jamkrida Kaltim Terapkan Upaya Ini untuk Dorong Kinerja Penjaminan Usaha Produktif
Selanjutnya: Ini Risiko Jika Kesepakatan Tarif Indonesia–AS Batal
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (11/12), Hujan Sangat Lebat di Provinsi Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













