Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Industri keuangan non bank (IKNB) syariah mencatatkan kinerja positif di awal-awal tahun ini. Bahkan, pertumbuhan aset IKNB syariah hingga April 2016 sudah dua digit. Geliat di sektor riil turut mendukung bisnis IKNB syariah.
Direktur Pengawasan IKNB Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) M Muchlasin mengatakan, sampai dengan bulan April 2016, aset IKNB syariah mencapai Rp 72,4 triliun. Dalam empat bulan, ada kenaikan sebesar 11,7% dibanding posisi pada akhir 2015.
Tahun lalu, pertumbuhan aset IKNB syariah naik 11,1% secara tahunan. "Hal ini menunjukan segmen syariah kembali lagi bergairah," kata Muchlasin, Senin (6/6).
Menurut Muchlasin, perbaikan kinerja IKNB syariah tak lepas dari mulai pulihnya sektor riil. Meski belum melaju kencang, kinerja IKNB syariah lebih baik dari tahun lalu.
Pasar modal yang kembali bergairah juga berandil mempengaruhi geliat pertumbuhan bisnis di sejumlah industri, seperti asuransi jiwa syariah dengan produk unitlink sebagai tulang punggung.
Yang menarik terjadi di bisnis pembiayaan syariah. Setelah melewati masa paceklik sejak tahun 2014, aset pembiayaan syariah mulai naik. Sektor usaha pembiayaan syariah memiliki aset sebesar Rp 26,3 triliun per bulan April 2016. Dari posisi pada Desember 2015, aset pembiayaan syariah melompat nyaris 18%.
Hal ini tentu menggembirakan. Sebab tahun 2014, aset perusahaan pembiayaan syariah menyusut seiring beralihnya konsumen ke multifinance konvensional. Salah satu pemicunya adalah kebijakan besaran uang muka kredit kendaraan yang sama dengan konvensional.
Melihat potensi yang ada di paruh kedua tahun ini, OJK optimistis kinerja dan bisnis IKNB syariah akan semakin bertumbuh. OJK menargetkan pertumbuhan aset IKNB syariah sampai pengujung tahun ini bisa melebihi 18%.
Walaupun mulai menunjukkan perbaikan, Deputi Komisioner Pengawas IKNB OJK Edy Setiady mengaku penetrasi di segmen syariah harusnya bisa lebih tinggi lagi. Apalagi mengingat Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Karena itu, sinergi sesama pemain syariah sektor keuangan dengan menggandeng perbankan syariah bisa dilakukan untuk mendorong penetrasi syariah. "Tak ada jalan lain, selain sinergi di sesama pemain syariah," kata Edy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News