Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan menargetkan bisa menurunkan biaya kredit atau cost of credit (CoC) di tahun ini, sejalan dengan kondisi pemulihan ekonomi, dan kualitas kredit yang semakin membaik.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) misalnya, menargetkan CoC akan dijaga di level 1,5%-1,6% di akhir tahun 2023. Pada semester I-2023 CoC BNI tercatat menurun 70 basis poin menjadi 1,4% dari periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 2,2%
David Pirzada, Direktur Risk Management BNI menyampaikan, penurunan CoC selaras dengan perbaikan kualitas kredit dimana BNI menargetkan risiko kredit atau non performing loan (NPL) turun ke level 2,3% di akhir tahun 2023 dari Desember 2023 yang berada di level 2,8%.
Sebagai informasi, NPL Gross dari BNI di periode Juni 2023 mengalami penurunan menjadi 2,5%. Pada periode sama tahun lalu, NPL Gross BNI berada di kisaran 3,2%. Sementara, total kredit lancar yang direstrukturisasi membaik 270 basis poin menjadi 9,3%.
Baca Juga: Bank Indonesia Targetkan Kredit Bisa Tumbuh 10% Hingga 12% di Tahun 2024
Perbaikan kualitas kredit memang menjadi salah satu fokus BNI dalam periode separuh pertama tahun ini. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit berisiko (LaR) berada pada level 16,1%. Membaik signifikan dari periode yang sama tahun lalu sebesar 19,6%.
Lebih lanjut, David menambahkan perbaikan kualitas aset ini juga diimbangi dengan penyediaan pencadangan yang kuat. Pada semester pertama ini, rasio pembentukan beban CKPN atau credit cost turun 70 basis poin menjadi 1,4%.
"BNI optimistis ekspansi kredit yang lebih tinggi di semester kedua tahun ini, akan tetap berkorelasi positif pada kualitas kredit yang semakin baik. Di mana, saat ini NPL BNI di level 2,5%," ungkap David kepada kontan.co.id.
Dengan melihat kualitas kredit yang ada sekarang, PT Bank Mandiri (BMRI) juga menargetkan CoC di akhir tahun dalam kisaran 1,1% hingga 1,3%. Pada periode Juni 2023 secara konsolidasi CoC BMRI turun 23 basis poin menjadi 1,19%. Itu turut menjadi salah satu penopang pertumbuhan laba 24,9% menjadi Rp 25,2 triliun.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, tren penurunan biaya kredit masih akan terjadi sejalan dengan adanya perbaikan dalam kualitas kredit secara bertahap.
"Hal tersebut juga seiring dengan membaiknya kualitas kredit-kredit baru yang disalurkan. Ditambah, ada kondisi ekonomi makro yang lebih kondusif," ujar Siddik.
Sebagai informasi, NPL Bank Mandiri di periode separuh pertama tahun ini juga mengalami perbaikan menjadi 1,64%. Pada periode sama tahun lalu, NPL perseroan berada pada level 2,42%.
Meski demikian, Bank Mandiri tetap waspada terhadap potensi peningkatan risiko baik dari dalam maupun luar negeri, misalnya tensi geopolitik yang masih memanas, potensi penurunan harga komoditas, potensi kenaikan suku bunga acuan, hingga potensi permintaan global untuk beberapa produk ekspor dari Indonesia.
Baca Juga: Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Mulai Meningkat Meski Masih Di Bawah Target
Adapun PT Bank Tabungan Negara (BTN) akan menjaga CoC berada di level 1,2%-1,3% hingga akhir tahun, melandai d ibawah tahun lalu yang berada di level 1,39%. Pada Juni 2023, CoC BTN turun 19 basis poin menjadi 1,29%.
Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan, faktor pendorong penurunan biaya kredit karena kualitas kredit yang membaik walaupun di sisi lain program restrukturisasi covid telah berakhir.
"Sesuai dengan itu, NPL akan dijaga di sekitar 3,5% mengingat tantangan ekonomi yang masih berat terutama debitur eks restrukturisasi," ujar Setiyo.
Sebagai catatan, NPL gross BTN tercatat sebesar 3,66%. Angka tersebut naik 11 basis poin dari tahun sebelumnya sebesar 3,54%.
Dalam menurunkan CoC di akhir tahun, pihaknya menyiapkan strategi dengan terus memperbaiki bisnis proses kredit perseroan, sehingga kredit baru memiliki kualitas yang sangat baik, melakukan perbaikan monitoring kredit dan collection management.
Penurunan CoC juga turut dialami oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada pertengahan tahun ini. BCA mencatat CoC di Juni 2023 berada pada level 0,5%, pada periode sama tahun lalu sekitar 1,2%.
Dari sisi kualitas kreditnya, NPL BCA juga mencatat NPL Gross di level 1,9%, dari sebelumnya 2,2%. NPL Coverage-nya juga tercatat telah mengalami peningkatan sekitar 107 bps menjadi 257,1%.
Sementara Pengamat Perbankan Arianto Muditomo menilai, CoC perbankan cenderung melandai dikarenakan makin efisiensinya bank dalam beroperasi dan likuiditas yang cenderung longgar.
"Hal ini ditandai dengan indikator rasio BOPO yang terus menyusut akhir-akhir ini. Oleh karena itu, diperkirakan sampai akhir tahun CoC ada pada kisaran 1,2%-1,3%. Bila dibandingkan dengan YoY tahun sebelumnya maka kecenderungan turunnya akan melambat sampai akhir tahun," katanya.
Arianto menuturkan, dalam menekan CoC di tahun ini, beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh bank yakni, mengurangi biaya modal, memperkuat kemampuan mitigasi risiko kredit untuk mengendalikan biaya kredit bermasalah, dan meningkatkan keahlian dan kompetensi rantai nilai SDM perkreditan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News