kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

KUARTAL III, premi InHealth tembus Rp 1,2 triliun


Rabu, 22 Oktober 2014 / 11:19 WIB
KUARTAL III, premi InHealth tembus Rp 1,2 triliun
ILUSTRASI. Jadwal SEA Games 2023 MLBB Women, Timnas Indonesia akan Menghadapi Kamboja & Filipina


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Asuransi Jiwa InHealth berhasil membukukan premi bruto sebesar Rp 1,2 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. Realisasi ini sudah hampir memenuhi 75% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014 yang sebesar Rp 1,6 triliun sampai akhir tahun nanti.

Namun demikian, pencapaian premi bruto pada kuartal ketiga ini juga tercatat beda tipis jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 1,1 triliun. “Ya, pertumbuhan premi memang agak melambat, karena penyesuaian dengan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” ujar Roy Ibrahim, Pejabat Sementara Direktur Utama InHealth, Selasa (21/10) kemarin.

Tadinya, bisnis InHealth ditopang oleh PT Askes (Persero), sebelum bersulih nama ke BPJS Kesehatan dan menjadi badan publik. Bukan cuma karena hubungan induk dan anak perusahaan, tetapi juga karena melakukan kerja sama dengan skema koordinasi manfaat (Coordination of Benefits/CoB).

Peserta Askes yang ingin mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan di atas manfaat dasar dilayani oleh InHealth. Namun, kini, skema koordinasi manfaat BPJS Kesehatan juga dapat dilakukan seluruh asuransi swasta, sehingga InHealth juga harus bersaing dengan perusahaan asuransi swasta lainnya.

BPJS Kesehatan sendiri telah melepas kepemilikan saham InHealth dari 99,40% menjadi hanya 20%. Sisanya tersebar dikantongi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebanyak 60%, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 10% dan PT Kimia Farma Tbk 10%. Sebelum akhir tahun ini, BPJS Kesehatan harus melepas saham yang masih dimilikinya.

Kendati begitu, Roy optimistis, perseroannya tetap dapat bertumbuh positif. Target premi bruto sebesar Rp 1,6 triliun sampai akhir tahun nanti pun diyakini dapat tercapai. “Bahkan, laba kami sampai kuartal ketiga sudah 70% dari RKAP. Jadi, optimis lah kalau premi akan terealisasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×