Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diakuisisi oleh MUFG Bank serta melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank Nusantara Parahyangan tak serta merta bikin meningkatkan kinerja PT Bank Danamon Tbk (BDMN, anggota indeks Kompas100). Hingga kuartal 3 2019, laba Bank Danamon cuma mencapai Rp 2,59 triliun alias turun 15% dibandingkan laba kuartal 3-2019 senilai Rp 3,03 triliun.
Tren negatif ini bukan barang baru, bahkan cenderung makin dalam. Pasalnya pada semester 1 2019, laba Bank Danamon turun 9,87% secara year on year menjadi Rp 2,01 triliun.
Baca Juga: Laba bersih Bank BNI naik 4,7% jadi Rp 12 triliun di kuartal III 2019
Lambatnya pertumbuhan laba perseroan turut disebabkan oleh melandainya pendapatan bunga bersih yang juga ikut merosot tipis 1% (yoy). Dari Rp 10,81 triliun pada kuartal III 2018 menjadi Rp 10,71 triliun pada triwulan III 2019.
“Penurunan pendapatan bunga bersih terutama diakibatkan dari tekanan bunga acuan yang meningkat hingga 175 bps pada 2018 lalu. Ini menyebabkan biaya dana kami meningkat,” kata Direktur Keuangan Bank Danamon Muljono Tjandra saat paparan perseroan pada Rabu (23/10).
Meski demikian, Muljono menambahkan kebijakan Bank Indonesia yang telah memangkas bunga acuan sejak Juli lalu disebutnya akan membuat kondisi membaik. Hal ini misalnya sudah terlihat dari marjin bunga bersih perseroan yang tumbuh tipis sebesar 10 bps. Dari 8,0% pada kuartal II 2019 menjadi 8,1% pada trwiulan ketiga pada tahun ini.
Di sisi lain pendapatan operasional perseroan juga tak dapat mengerek laba, sebab pertumbuhannya tercatat stagnan. Dari Rp 13,26 triliun pada kuartal III 2018 menjadi Rp 13,27 triliun pada kuartal III 2019.
Baca Juga: Bankir sepakat untuk mulai mengurangi ketergantungan pada deposito
Sementara dari aspek fungsi intermediasi, pertumbuhan portofolio kredit dan trade finance perseroan juga sejatinya melandai dengan pertumbuhan sebesar 7% (yoy) menjadi Rp 143,55 triliun. Semester 1-2019 lalu perseroan masih dapat membukukan pertumbuhan sebesar 11 % (yoy) menjadi Rp148,27 triliun.
Meskipun masih tumbuh moderat, rasio kredit macet kotor perseroan justru tercatat meningkat dari 3,0% pada kuartal III 2018 menjadi 3,2% pada triwulan ketiga 2019. Angka tersebut juga tak beranjak dari semester I 2019.
“Peningkatan NPL lebih disebabkan oleh pelemahan di beberapa sektor usaha, bukan terhadap debitur tertentu. Ke depan kami juga akan lebih selektif untuk menyalurkan kredit ke beberapa segmen seperti pertambangan,” kata Direktur Kredit Bank Danamon Dadi Budiana dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Perkuat modal, sejumlah emiten multifinance pilih gelar rights issue
Sedangkan dari aspek penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan bisa mencatat pertumbuhan yang cukup baik sebesar 14% (yoy). Dari Rp 120,43 triliun pada triwulan ketiga tahun lalu menjadi Rp 137,70 triliun pada kuartal III 2019.
“Untuk giro dan tabungan (Current Account Savings Accounts/CASA) naik 10%, sementara Deposito naik 17% dibandingkan setahun sebelumnya,” lanjut Muljono.
Adapun sejumlah rasio keuangan ain misalnya rasio intermediasi makroprudensial (RIM) Bank Danamon tercatat sedikit melonggar dari 100% pada kuartal III 2018 menjadi 97,4% pada kuartal III 2019. Sementara rasio kecukupan modal perseroan juga meningkat dari 22,3% pada triwulan III 2018 menjadi 22,5% kuartal ketiga 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News