kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bank kecil semakin kecil


Kamis, 08 Agustus 2019 / 21:06 WIB
Laba bank kecil semakin kecil


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I 2019, kinerja bank kecil di kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I belum mumpuni. Bank-bank cilik kesulitan mencetak pertumbuhan laba, beberapa justru malah mencatat kenaikan rugi bersih.

Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) net interest margin (NIM) BUKU I turun 36 bps dari 5,69% (1H/19) menjadi 5,33% (1H/19). Sedangkan rasio return of asset (RoA) BUKU I juga turun sebanyak 32 bps dari 1,66% (1H/18) menjadi 1,34% (1H/19).

Baca Juga: Siapkan restrukturisasi utang, Bank BNI: Duniatex perlu atur ulang arus kas

PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) misalnya mencatat kenaikan rugi bersih pada separuh awal 2019. Hingga Juni 2019 perseroan membukukan rugi Rp 14,16 miliar, tumbuh mencapai 110% (yoy) dibandingkan rugi pada Juni 2018 senilai Rp 6,74 miliar.

“Perlambatan laba pada semester 1-2019 disebabkan pertumbuhan kredit yang belum optimal, baru mencapai 81,26% dari target kami. Di sisi lain, adapula peningkatan pembentukan cadangan untuk beberapa debitur,” kata Direktur Utama Bank Artos Deddy Triyana kepada Kontan.co.id.

Pertumbuhan kredit perseroan memang tercatat negatif. Hingga Juni 2019 Bank Artos cuma mencetak kredit senilai Rp 375,05 miliar, turun 18,89% (yoy) dibandingkan perolehan akhir Juni 2018 sebesar Rp 462,40 miliar.

Baca Juga: Ikuti penurunan suku bunga BI, Bank BRI pangkas bunga kredit hingga 50 bps

Meski demikian, Deddy bilang perseroan masih optimistis dapat mencetak laba pada akhir tahun hingga Rp 2 miliar. Alasannya beberapa permintaan kredit baru mulai tumbuh di awal semester 2-2019.

Adapula PT Bank Dinar Tbk (DNAR) yang mengalami hal serupa. Laba perseroan merosot 82,21% (yoy) dari Rp 5,15 miliar (1H/18) menjadi Rp 917 juta (1H/19).

Corporate Secretary Bank Dinar Efdinal Alamsyah menjelaskan perlambatan laba perseroan sejatinya terjadi akibat proses penggabungan dengan PT Bank Oke Indonesia yang tela berlangsung sejak awal 2018 lalu.

Baca Juga: Bank berlomba bikin platform digital wealth management

“Kami sudah memperkirakan kinerja pascamerger akan melambat dan kurang menggembirakan. Karena biaya yang dibutuhkan memang besar,” katanya kepada Kontan.co.id.

Pascaa kuisisi, Efdinal bilang perseroan memang tengah menyusun ulang strateginya untuk meningkatkan kinerja. Beberapa rencana seperti rights issue pada akhir 2019, penambahan kantor cabang, dan meningkatkan porsi dana murah jadi langkah perseroan untuk meningkatkan kinerjanya mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×