kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.374   -14,52   -0,17%
  • KOMPAS100 1.160   -2,23   -0,19%
  • LQ45 843   -3,48   -0,41%
  • ISSI 293   0,93   0,32%
  • IDX30 442   -3,64   -0,82%
  • IDXHIDIV20 508   -5,24   -1,02%
  • IDX80 131   -0,27   -0,21%
  • IDXV30 137   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   -1,05   -0,75%

Laba Multifinance Tumbuh, Pengamat : Industri Lebih Selektif Salurkan Kredit


Kamis, 13 November 2025 / 13:58 WIB
Laba Multifinance Tumbuh, Pengamat : Industri Lebih Selektif Salurkan Kredit
ILUSTRASI. Pelayanan pelanggan Mandiri Tunas Finance di Jakarta, Kamis (14/8/2025). Industri pembiayaan mencatatkan pertumbuhan laba hingga kuartal III-2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba industri multifinance mencapai Rp 16,14 triliun per September 2025, atau tumbuh 10,54% secara bulanan (month to month/mtm). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pembiayaan mencatatkan pertumbuhan laba hingga kuartal III-2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba industri multifinance mencapai Rp 16,14 triliun per September 2025, atau tumbuh 10,54% secara bulanan (month to month/mtm).

Pengamat multifinance Jodjana Jody menilai kenaikan profitabilitas tersebut merupakan hasil dari strategi penyaluran pembiayaan yang lebih hati-hati sejak tahun lalu. 

“Pertumbuhan laba industri pembiayaan saat ini dihasilkan dari booking tahun lalu serta beberapa bulan di tahun ini. Kenaikan profitabilitas hingga September ini terjadi karena industri lebih selektif mengucurkan kredit,” ujar Jody kepada Kontan, Selasa (11/11/2025).

Baca Juga: OJK Proyeksikan Industri Multifinance Bakal Tumbuh Positif pada 2026

Menurutnya, tren kenaikan uang muka (down payment) dan persyaratan kredit yang lebih ketat menjadi faktor bahwa perusahaan pembiayaan telah memperkuat manajemen risiko sejak memburuknya rasio pembiayaan bermasalah (NPF) pada kuartal III tahun lalu. 

“Langkah ini sudah dilakukan sejak pemburukan NPF tahun lalu, dan hasilnya kini terlihat pada perbaikan laba,” tambahnya.

Selain memperketat kredit, Jody menuturkan sejumlah multifinance mulai menggeser fokus pembiayaan ke sektor non-otomotif, seperti dana tunai dan modal kerja. Pergeseran ini dilakukan lantaran sektor otomotif masih menghadapi tekanan permintaan.

Baca Juga: Menilik Kinerja Emiten Multifinance per Kuartal III-2025

Meski demikian, ia menilai daya beli konsumen masih menjadi faktor pemberat bagi pembiayaan baru. Ia berharap kebijakan pemerintah, khususnya dari Kementerian Keuangan untuk mendorong penyaluran kredit dan menurunkan suku bunga, dapat membantu memperbaiki kondisi dalam beberapa bulan ke depan.

Ke depannya, Jody memperkirakan laba industri multifinance masih bisa tumbuh hingga akhir tahun. Hal itu ditopang oleh efisiensi operasional, diversifikasi portofolio pembiayaan, serta penurunan biaya dana (cost of fund) seiring dengan pelonggaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

“Yang perlu diwaspadai tetap kualitas kredit. Dengan daya beli yang masih lemah, risiko pembiayaan bermasalah masih harus dipantau lebih panjang,” ujarnya.

Selanjutnya: Kepala BKPM Rosan Temui Lima CEO Perusahaan Australia, Ajak Investasi di Indonesia

Menarik Dibaca: Edukasi Gizi dak Kesehatan Cara Optimalkan Tumbuh Kembang Balita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×