Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Bagus Marsudi
Akurasinya baru 50%
Selama ini, datang ke bank untuk membuka rekening menjadi sebuah keharusan bagi nasabah. Pasalnya, OJK mengharuskan bank melakukan proses cek tatap muka dengan calon nasabah. Nah, ke depan, Wawan mengatakan, kehadiran nasabah ke kantor bank tidak menjadi keharusan. Melalui digibank yang mengusung teknologi biometrik, tatap muka bisa dilakukan di luar kantor bank.
Head of Digital Banking DBS Indonesia Leonardo Koesmanto memaparkan, untuk pembukaan rekening, nasabah pertama mengunduh aplikasi digibank di AppStore atau Google Play. Selanjutnya nasabah memasukkan sejumlah data di aplikasi itu, dilanjutkan proses pembuatan username dan password untuk log in digibank.
Setelah itu, nasabah membuat jadwal untuk bertemu dengan agen DBS Indonesia. “Waktu dan tempat untuk bertemu disesuaikan dengan nasabah,” ujar Leonardo. Nah, dalam pertemuan tersebut, agen DBS Indonesia akan membawa alat biometrik yang akan digunakan untuk men-scan eKTP dan sidik jari. Setelah dilakukan verifikasi dan cocok, maka rekening baru siap digunakan. “Untuk biometrik ini, kami sudah bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, sehingga data eKTP bisa langsung diverifikasi secara cepat,” ujar Leonardo.
Setelah rekening terverifikasi, pengisian saldo pertama bisa dilakukan dengan transfer antar bank, baik di kantor bank, ATM, internet atau mobile banking.Nasabah yang membuka rekening akan mendapat kartu debit VISA. Melalui digibank by DBS ini, ujar Leonardo, seluruh proses perbankan paperless karena memanfaatkan teknologi.
Leonardo mengatakan, digibank by DBS mengusung sejumlah teknologi canggih. Selain biometrik, juga ada fitur keamanan. Fitur ini menggunakan soft token, jadi tidak perlu lagi menunggu SMS masuk untuk otorisasi transaksi. Cara ini, klaim Leonardo, memberikan tingkat keamanan lebih tinggi.
Digibank juga menerapkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk layanan nasabah. Dengan AI, jika nasabah memerlukan bantuan atau informasi ada sesuatu yang ingin ditanyakan, mereka tak perlu lagi menghubungi call center, cukup berinteraksi dengan kecerdasan buatan yang ada dalam digibank.
AI yang tertanam dalam digibank by DBS ini menggunakan natural language. Misalnya, jika ingin bertanya “Berapa saldo saya” atau “Tunjukkan lima transaksi terakhir saya”, nasabah cukup mengetikkan kata-kata itu, otomatis jabawan akan muncul di ponsel.
Namun, Leonardo mengingatkan, kecerdasan buatan dalam digibank ini merupakan machine learning yang masih terus berkembang. Mungkin akan ada beberapa hal yang belum bisa dijawab. Ia mencontohkan, penerapan teknologi ini di India tiga tahun lalu, dimulai dengan tingkat akurasi 40%. Kini tingkat akurasinya sudah 85%. Di Indonesia, tingkat akurasi AI digibank saat ini baru sekitar 50%. Namun, akurasinya terus naik.Solusi sementara ini, ketika ada pertanyaan nasabah yang tidak bisa dijawab sistem AI, akan ada live chat dengan petugas DBS Indonesia.