kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Likuiditas Ketat, Pemangkasan BI Rate Tak Langsung Turunkan Bunga Deposito Perbankan


Kamis, 23 Januari 2025 / 19:08 WIB
Likuiditas Ketat, Pemangkasan BI Rate Tak Langsung Turunkan Bunga Deposito Perbankan
ILUSTRASI. Kredit Perbankan: Teller menghitung uang di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1/2025). Bunga tinggi di perbankan diperkirakan masih berlanjut di paruh pertama tahun 2025, meski bank sentral telah turunkan suku bunga acuan (BI Rate).


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga tinggi di perbankan diperkirakan masih berlanjut di paruh pertama tahun 2025, meski Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin ke level 5,75% pada awal tahun 2025 ini.

Maklum, persaingan berebut dana pihak ketiga (DPK) masih kompetitif di pasar yang membuat perbankan tidak berani langsung merespons dengan menurunkan bunga simpanannya, terutama segmen deposito. Ini semua dikarenakan likuiditas yang ketat masih dialami oleh sebagian besar bank di industri.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa membenarkan kondisi yang dialami di industri perbankan saat ini, untuk itu LPS mengambil kebijakan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga penjaminan di level 4,25% untuk periode 1 Februari sampai dengan 31 Mei 2025.

Baca Juga: BI Rate Bertahan Tinggi, Suku Bunga Deposito Terus Meningkat

Perlu diketahui, LPS sejak Juni 2023 konsisten menetapkan bunga penjaminan di level 4,25%. Tingkat bunga penjaminan ini seiring dengan tren suku bunga tinggi dan kondisi ekonomi Indonesia. 

"Walaupun BI rate turun, reaksi di pasar masih lambat sepertinya. Jadi belum bisa turunkan bunga. Yang kedua, kita juga melihat kondisi di sistem finansial secara umum ada tekanan ke rupiah, kami agak khawatir juga kalau kami turunkan, bisa berdampak negatif ke semua, jadi kami sedang mencoba menjaga sentimen di pasar," ungkap Purbaya saat ditemui Jakarta, Kamis (23/1)

Selain itu, Purbaya menilai kebijakan mempertahankan tingkat bunga penjaminan simpanan di level 4,25% dianggap tidak menganggu kebijakan moneter, karena suku bunga penjaminan masih berada di bawah suku bunga Bank Indonesia (BI Rate), sehingga tidak akan ada masalah. 

Baca Juga: Merespons Penurunan BI Rate, Bank BCA Pangkas Bunga Deposito untuk Tenor 3 Bulan

Purbaya juga tidak menampik, tren perlambatan DPK nyata di industri, hanya tumbuh 4,48% yoy pada akhir tahun 2024. Sementara kredit tumbuh lebih tinggi di angka 10,39% yoy. Gap yang jauh ini membuat tren pengetatan likuiditas belum berakhir.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja menyatakan, nasabah memiliki opsi untuk menaruh dananya di berbagai instrumen salah satunya di Surat Berharga Negara (SBN) yang menawarkan imbal hasil yang tinggi, sehingga bank tidak berani serta merta menurunkan suku bunga depositonya meskipun BI Rate telah turun, demi menjaga pasokan likuiditas.

"Apalagi bank-bank yang memang membutuhkan likuiditas pasti enggak akan berani menurunkan bunga time depositnya karena risikonya nasabahnya akan pindah ke government bond atau ke bank lain. Jadi memang ini merupakan salah satu pertimbangan," ungkapnya saat konfrensi pers paparan Kinerja BCA Tahun 2024, Kamis (23/1).

Di sisi lain, Jahja memastikan likuiditas BCA sangat memadai sehingga cost of fund pun stabil, hal ini dikarenakan dana murah juga dipertahankan pada porsi yang relatif besar.

Baca Juga: Penyebab Bank Digital Belum Berencana Turunkan Bunga Deposito Meski BI Rate Turun

Sementara itu, bank lainnya turut membenarkan bahwa tren bunga mahal masih akan berlanjut, meski BI Rate turun. "Belum tahu kapan benar-benar turun (bunga dan cost of fund),harapannya bisa bertahap," ungkap Lani Darmawan, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Sebelumnya Direktur Bisnis PT Bank J Trust Indonesia Tbk (J Trust Indonesia), Widjaja Hendra menyatakan, untuk dapat bersaing kompetitif di pasar, bank memang mau tidak mau harus menawarkan bunga tinggi. 

"Persaingan cukup kompetitif, mau tidak mau bank akan menawarkan bunga tinggi untuk menarik nasabah agar mereka tertarik menempatkan dananya, karena masyarakat Indonesia memang tipikal yang suka bunga bank," ungkapnya kepada Kontan belum lama ini.

Selanjutnya: Enam BPR Telah Terhubung ke Layanan Jaringan Prima

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Telur Jika Dikonsumsi Setiap Hari, Apakah Aman?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×