Reporter: Nina Dwiantika, Issa Almawadi, Dessy Rosalina, Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Likuiditas perbankan kian mengetat. Ini tampak dari suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) yang naik cukup signifikan dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data pasar KONTAN kemarin, suku bunga PUAB overnight sore dalam negeri sekitar 5,34%. Bandingkan dengan di Rabu (28/8), suku bunga PUAB overnight sore masih 4,84%. Artinya, dalam sepekan, bunga overnight naik 0,5%. Di periode sama, suku bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) overnight naik 0,55%, dari 4,85% jadi 5,4%.
Presiden Direktur Bank Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja mengakui secara umum likuiditas perbankan saat ini ketat. Ia memperkirakan, suku bunga PUAB masih akan naik. "Perbankan harus mengurangi ekspansi kredit," kata Jahja.
Namun, Wiwiek Sisto Widayat, Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) menilai, kenaikan bunga PUAB merupakan mekanisme pasar normal, akibat kenaikan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps (0,5%). Menurut dia, kekeringan likuiditas belum terjadi. Volume PUAB juga masih normal, antara Rp 9 triliun - Rp 12 triliun per hari.
Tapi, Wiwiek mengakui adanya pengetatan likuiditas. "Beberapa bank memiliki kelebihan likuiditas, tapi ada juga yang kering," ujarnya. Persoalannya: bank yang gendut likuiditas enggan memberikan pinjaman ke bank yang minim likuiditas.
Kepala Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dody Arifianto, menilai kenaikan suku bunga PUAB overnight memang masih wajar sesuai kenaikan suku bunga deposit facility.
Namun, bukan berarti likuiditas perbankan benar-benar longgar. Menurut Dody, loan to deposit ratio (LDR) beberapa bank yang tinggi menunjukkan likuiditas ketat. Meski, tren LDR tinggi sejak tahun 2006 lalu.
Masalahnya, pertumbuhan uang beredar saat ini menurun karena investor asing ramai-ramai mengonversi dollar AS ke rupiah. Akibatnya, likuiditas bank kian ketat.
Dari segi nominal likuiditas bank masih aman. Namun, kata Dody, distribusi likuiditas yang tak merata patut dikhawatirkan. Dari total DPK sekitar Rp 3.300 triliun, 10 bank menguasai Rp 1.600 triliun dan 60 bank kuasai Rp 200 triliun
Seorang bankir membisikkan, bank yang memiliki LDR di atas 90% pasti mengalami kesulitan likuiditas. Karenanya, terjadi perebutan dana pihak ketiga antarbank. Tak heran, bank menawarkan bunga deposito hingga 9,5%.
Para bankir yang dihubungi KONTAN tak mengakui terjadi kesulitan likuditas. Direktur Jaringan dan Distributor Bank Ekonomi Rahardja Gimin Sumalim, mengaku, likuiditas banknya terjaga, meski, LDR per Juni lalu 90,83%.
Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim juga bilang, likuiditas Maspion terjaga. Apalagi, rasio LDR per Juni 2013 turun menjadi 83,85%. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News