kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.113   0,00   0,00%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Menagih janji bankir menurunkan suku bunga kredit


Senin, 23 November 2020 / 09:11 WIB
Menagih janji bankir menurunkan suku bunga kredit
ILUSTRASI. Workers leave Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, September 2, 2020. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

Hanya saja, bank kecil menyebut masih sulit mentransmisikan penurunan bunga acuan karena biaya dana mereka lebih tinggi. Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk Daniel Budirahayu memandang penurunan bunga acuan tak serta-merta akan membuat suku bunga kredit bank segera turun tetapi sangat bergantung pada biaya dana setiap bank. Ia bilang, bank kecil seperti Bank Ina perdana memiliki durasi transmisi penurunan bunga kredit lebih lama dibandingkan bank besar yang memiliki biaya dana lebih rendah.

Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinasl Alasyah mengatakan, BUKU 1 dan BUKU 2 memang cenderung lebih sulit menurunkan bunga kredit karena dana pihak ketiga (DPK) yang masih didominasi dana mahal alias deposito.  “Biaya dana kami kini masih di atas 6%, karena dominasi deposito dalam DPK. Hal ini juga mungkin juga dialami oleh BUKU 1, dan BUKU 2 lainnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Bank cilik sulit menekan bunga kredit

Sedangkan Bank Maspion Tbk mengak telah berhasil memangkas SBDK pada kisaran 10-20 bps sepanjang tiga kuartal tahun ini.  Penurunan terbesar sebanyak 20 bps terjadi pada segmen kredit korporasi, dari 9,65% pada Desember 2020 menjadi 9,45% pada September 2020. “Biaya dana kami masih di kisaran 5,75%-6,35%. Penurunan biaya kredit masih perlu waktu, karena jatuh tempo deposito juga beragam,” ujarnya 

Gubernur BI Perry Warjiyo melihat suku bunga kredit belum sejalan dengan tren bunga acuan BI lantaran persepsi risiko kredit. Pandemi Covid-19 telah menurunkan aktivitas ekonomi sehingga resiko kredit meningkat. Akibatnya pencadangan terhadap resiko harus dinaikkan.

Namun, Perry berharap bank sudah bisa segera menurunkan bunga kreditnya dengan  penurunan terakhir suku bunga acuan tersebut. Menurutnya, sekarang sudah saatnya mendorong penyaluran kredit untuk mendorong pemulihan perekonomian.“Saatnya kita membangun optimisme, sudah saatnya kita meningkatkan kembali perekonomian karena pemerintah, BI, OJK sudah begitu banyak melakukan sinergi kebijakan,” tandasnya, Kamis (19/11).

Selanjutnya: BI menurunkan suku bunga, simak rekomendasi saham perbankan berikut ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×