kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Meski berkembang, bank syariah belum efisien


Rabu, 08 Mei 2013 / 16:42 WIB
Meski berkembang, bank syariah belum efisien
ILUSTRASI. Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi secara massal oleh Badan Intelijen Negara Daerah Bali di Denpasar, Bali, Senin (22/11/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Perbankan syariah saat ini sedang berkembang. Ternyata Bank Indonesia (BI) melihat, industri syariah tersebut belum terlalu efisien. Pihak regulator melihat, tingginya Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan syariah dikarenakan tingginya pengeluaran untuk teknologi informasi.

"Biaya operasional tinggi, pengeluaran teknologi informasi mahal," ucap Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, Rabu, (8/5).

Namun, ia mengakui bahwa teknologi informasi ini merupakan sesuatu solusi yang bisa menjangkau nasabah yang luas. Bila tak dapat menjangkau masyarakat secara luas, tentunya bank syariah akan mengalami kesulitan untuk berkembang.

Hanya saja, dinilai Halim bahwa seharusnya bisa dilakukan efisiensi guna mendukung turunnya rasio BOPO perbankan syariah. Menurut data BI, per Februari 2013, BOPO perbankan syariah saat ini berada di posisi 76,86%.

Selain BOPO, Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian Negara BUMN, Gatot Trihargo, juga mendorong Cost Efficiency Ratio (CER) di perbankan syariah dapat turun. Ia mengatakan, saat ini rata-rata CER masih sekitar 43%. "Harusnya di bawah itu," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×