Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena berkurangnya simpanan nasabah perorangan dalam bentuk deposito terus terjadi. Di mana, nasabah perorangan tampaknya mulai keluar dari instrumen investasi tersebut.
Melansir data uang beredar Bank Indonesia (23/10), deposito milik nasabah perorangan turun 2,7% secara tahunan (YoY), penurunan ini lebih dalam dari periode bulan sebelumnya yang turun 2% YoY. Kini nilainya menjadi Rp 1.442,7 triliun dan juga turun dari bulan sebelumnya yang senilai Rp 1.447,4 triliun.
Menanggapi fenomena tersebut, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun menilai bahwa memang telah terjadi switching dana-dana nasabah yang ada di deposito ke instrumen investasi lainnya. Salah satunya, ada peralihan ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
Baca Juga: Dapen BCA Sebut SBN Mendominasi Portofolio Investasi Per Juni 2024
Seperti diketahui, simpanan deposito yang dimiliki oleh BCA juga mengalami penurunan di periode yang sama. Selama sembilan bulan berjalan, simpanan deposito milik BCA turun 4% YoY menjadi Rp 210 triliun.
“Kalau data industri, untuk deposito memang turun 2% dan minus di bulan September. Tapi kalau untuk individu, investasi di government bond, surat berharga pemerintah, sampai dengan September, (25:15) tumbuhnya 12,4% jadi itu sejalan,” ujar Eve, Rabu (23/10).
Lebih lanjut, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang secara imbal hasil, SBN memang lebih jauh tinggi dibandingkan dengan bank. Di mana, bunga deposito bank, terlebih yang besar-besar, hanya di 3,25% dibandingkan bunga SBN masih menyentuh 6%.
Baca Juga: Naik Per Juni, Segini Besaran Bunga Deposito Terbaru BCA
Alhasil, Jahja mengakui ada godaan yang menarik bagi nasabah perorangan ini untuk memindahkan sebagian simpanannya ke instrumen investasi lainnya.
Hanya saja, ia menilai fenomena tersebut sejatinya bukan berarti bakal banyak yang meninggalkan deposito. Sebab, deposito bisa jadi pilihan investasi jangka pendek dibandingkan SBN yang untuk jangka lama.
“Jadi, tidak semua deposito akan lari ke sana, karena masih ada kebutuhan-kebutuhan jangka pendek, 1-3 bulan,” ujar Jahhja.
Baca Juga: Bos BCA Jahja Setiaatmadja Raih Penghargaan Asia's Best CEO di Hongkong
Jahja pun menegaskan bahwa semua pilihan juga akan bergantung pada tiap-tiap orang. Sebab, ia bilang BCA pun salah satu mitra penjualan untuk SBN
“tu pilihan betul-betul ada di nasabah, disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas nasabah, jangka pendek ataupun jangka panjang,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News