Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi pembiayaan bermasalah yang terefleksi dalam rasio non-performing financing (NPF) di industri multifinance masih terjaga di sisa tahun 2024 maupun pada tahun 2025 mendatang.
OJK menyebutkan NPF multifinance masih terjaga hingga pada September 2024, di mana NPF bruto dan net masing-masing berada di level 2,62% dan 0,81%. Hal ini tercermin dari sejumlah perusahaan pembiayaan yang mencatatkan rasio NPF masih dalam kondisi stabil atau aman.
Salah satunya, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) atau Mandala Finance. Di mana, rasio NPF nya hingga November 2024 tetap stabil dan terjaga dan berada di bawah rata-rata industri pembiayaan, yaitu sebesar 2,3%.
Baca Juga: Mandiri Utama Finance Optimistis Pembiayaan Kendaraan Dapat Tumbuh pada 2025
Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana menerangkan, untuk menjaga rasio NPF tetap terjaga hingga akhir tahun 2024, pihaknya menjalankan berbagai strategi, yaitu dengan menjaga tingkat pencadangan yang optimal, lebih selektif dalam penyaluran pembiayaan, melakukan pemantauan berkala, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko yang efektif.
“Tentunya kami berharap prospek industri pembiayaan dan NPF multifinance tetap positif dan terjaga di tahun 2025 mendatang,” kata Christel kepada Kontan, Selasa, (10/12).
Selain itu, Christel mengatakan bahwa Mandala Finance juga berkomitmen untuk terus menyediakan layanan pembiayaan yang kompetitif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui prinsip kehati-hatian dalam seleksi pembiayaan serta pengelolaan tata kelola perusahaan yang baik, guna memastikan portofolio pembiayaan tetap aman dan berkualitas.
Ia menyebutkan, hingga akhir November 2024, Mandala menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan total penyaluran pembiayaan yang tumbuh sebesar 19% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sayangnya, Christel tidak menyebutkan besaran nominal dari penyaluran pembiayaan Mandala Finance hingga November 2024 tersebut.
Selaras dengan hal ini, perusahaan multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyampaikan, sampai dengan November 2024, posisi NPF berada di angka 1,33% dan masih terbilang aman jika dibandingkan dengan tren industri pembiayaan yang berada pada level 2,62% per September 2024.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Ramah Lingkungan CNAF Melesat 141% dari Target Awal
“Kondisi tersebut menunjukkan kemampuan CNAF dalam mengelola kesehatan portofolio perusahaan,” ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman saat dihubungi Kontan, Selasa (10/12).
Ristiwan menjelaskan, CNAF mampu mengelola angka NPF perusahaan yang terjaga baik salah satu caranya dengan terus memperkuat Know Your Costumer (KYC) nasabah sehingga dapat memitigasi memburuknya angka NPF perusahaan.
Selain itu, Ristiawan bilang, CNAF juga menerapkan strategi Risk Based Pricing yang menekankan pada penentuan suku bunga berdasarkan dari tingkat risiko nasabah. Kedua strategi tersebut diterapkan guna menjaga pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
Sementara itu, CNAF menargetkan NPF perusahaan berada di bawah 1% pada 2025. Dia mengatakan bahwa perusahaan optimistis dapat mencapai target tersebut.
“Hal tersebut didorong oleh salah satu strategi yang terus dilakukan CNAF, yakni menjaga NPF dengan terus memperkuat KYC nasabah,” imbuhnya.
Adapun sampai dengan November tahun 2024, CNAF telah mencatatkan total penyaluran pembiayaan baru mencapai Rp 8,79 triliun. Angka ini tumbuh 11% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 7,92 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News